REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak sedikit tokoh besar yang lahir dari organisasi Muhammadiyah. Karena itu, ia mengaku memberikan perhatian pada sarana pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah.
Saat menghadiri peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu'allimin-Mu'allimaat Muhammadiyah di Gedung Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Kamis (6/12), presiden juga sempat memberikan komentarnya soal sarana pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah. "Saya melihat di buku ini gambar tahun 1929 saja gedungnya sudah gedung yang sangat besar dan megah," kata dia, dikutip dari siaran resmi Istana.
Pada 1951, ia mengatakan, Gedung Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah berubah lagi, tetapi lebih megah dari yang sebelumnya. :Ini yang 2008 juga megah dan modern. Yang nanti sebentar lagi (rencana gedung baru) saya belum lihat gambarnya, tapi sudah ada coret-coretan di sini," katanya.
Jokowi pun memberikan instruksi kepada jajaran terkait untuk membantu pembangunan gedung baru Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, Yogyakarta. Proses pembangunannya akan dimulai pekan depan.
"Sudah saya perintahkan kepada Menteri BUMN agar secepatnya dimulai. Nanti Bu Menteri BUMN perintah lagi ke dirut-dirut BUMN, cepat, cepat, cepat," kata Presiden.
Sementara itu, tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan, partisipasi dari negara yang membantu pembangunan gedung madrasah maupun kampus merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan tugas negara seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
"Harus dibaca negara dalam UUD 1945 tugasnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Jadi kalau negara membantu Muhammadiyah sama saja negara membantu dirinya sendiri," ujar Buya.
Dalam acara ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.