Sabtu 08 Dec 2018 12:06 WIB

CIMB Niaga Syariah Ingin Jadi Bank BUKU III

Naiknya kategori usaha ini ditargetkan bersamaan dengan spin off pada 2023.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Petugas melayani transaksi nasabah di Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Rabu (7/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani transaksi nasabah di Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah optimistis dapat berada di peringkat dua untuk daftar bank syariah terbaik di Indonesia. Maka untuk mencapainya, perseroan harus memiliki total aset hingga Rp 90 triliun. 

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara yakin jumlah aset tersebut akan diraih pada 2023 mendatang. Per kuartal III 2018, total aset CIMB Niaga Syariah sebesar Rp 31,2 triliun.

"Jadi bersamaan dengan spin off (memisahkan diri dengan induk perusahaan menjadi entitas sendiri)," ujarnya kepada wartawan di Bogor, akhir pekan lalu. 

Ia menambahkan, saat spin off nanti, diharapkan CIMB Niaga Syariah sudah menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. "Induk kita bank BUKU IV, yang membedakan BUKU IV dan BUKU III, hanyalah BUKU III bisa ekspansi ke luar negeri. Sedangkan kami tidak perlu itu, saya inginnya BUKU III agar bisa maksimal layani nasabah dalam negeri, karena kalau jadi BUKU II, nggak bisa kasih layanan maksimal, ada beberapa layanan yang tidak bisa dilakukan," tutur Pandji. 

Untuk menjadi bank BUKU II, bank harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun. Pandji menyebutkan, per September 2018, modal inti CIMB Niaga Syariah sebesar Rp 2,75 triliun. 

Pandji meyakini, sisa modal inti yang dibutuhkan bisa segera dipenuhi. Apalagi, perusahaan induknya yakni Bank CIMB Niaga bersedia menambah modal ke UUS tersebut bila pertumbuhan kinerjanya konsisten. 

Hanya saja, kata dia, saat ini CIMB Niaga Syariah belum menyiapkan spin off. Pasalnya, ia ingin bank syariah nantinya tetap mempunyai perangkat infrastruktur yang sama bagusnya seperti konvensional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement