REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menilai, pertumbuhan keuangan syariah masih lambat. Hal itu karena pangsa pasarnya baru sekitar 8,58 persen.
"Kita lihat pertumbuhan ini lambat. Meski masih bergerak," ujar Komisaris Utama BSM Mulya E Siregar dalam Indonesian Islamic Economic Forum dan Masyarakat Ekonomi Islam (IIEF & MES), di Menara Bank Tabungan Negara (BTN), Jakarta, Kamis, (13/12).
Selama ini, kata dia, lembaga keuangan keuangan syariah seperti bank hanya mengembangkan bisnis organik. Maka menurutnya, perlu ada terobosan lain untuk mempercepat pertumbuhan tersebut.
"Kayaknya perlu sesuatu yang out of the box, karena target nggak bakal tembus kalau hanya lakukan bisnis organik saja. Terobosan itu misalnya BTN dikonversi jadi bank syariah, bisa tembus 10 persen itu (pangsa pasar keuangan syariah)," tuturnya.
Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Soekro menambahkan, dalam perekonomian syariah bukan hanya ada industri keuangan syariah melainkan juga sektor riil seperti industri halal. Dengan begitu perlu turut dikembangkan.
"Jadi kita dorong perbankan syariah agar salurkan pembiayaan ke sektor riil yang orientasinya pada pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan begitu, bank syariah akan dapatkan nasabah yang betul-betul Bagus secara syariah," katanya pada kesempatan serupa.
Ia menambahkan, pangsa pasar perbankan syariah sendiri kita sekitar 5,9 persen. Kurang sedikit lagi untuk mencapai target tahun ini di enam persen.
Diharapkan lewat penyaluran pembiayaan ke sektor riil dapat meningkatkan pangsa pasar tersebut. "Proyeksi tahun depan, pertumbuhan bank syariah tidak berbeda jauh dengan tahun ini namun akan naik sedikit karena kita dorong ke pembiayaan sektor riil tadi," jelas Soekro.