Jumat 14 Dec 2018 07:07 WIB

Keistimewaan Keluarga Bani Hasyim

Kehidupan sehari-hari keluarga besar itu penuh dengan kasih sayang satu sama lain.

Red: Agung Sasongko
Makkah
Foto: ROL/Didi Purwadi
Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Status sosial dan peran Bani Hasyim, prakedatangan Islam, tak lagi diragukan. Keluarga besar ini memiliki pengaruh dalam proses pembangunan peradaban Arab. Hal ini menjadi modal bagi akselerasi penyebaran Islam kelak. Bani yang nasabnya bertalian hingga Ismail tersebut terkenal dengan keluhuran budi pekerti.

Salah satu keluarga Rasulullah SAW yang tersohor dengan pekerti dan keilmuannya ialah az-Zubair bin Abdul Muthalib, paman kandung Nabi. Keistimewaan tersebut diwarisi pula sejumlah anaknya, tak terkecuali Dhuba'ah.  

Lahir dari keluarga terkemuka saat itu, Dhuba'ah binti az-Zubair bin Abdul Muthallib bin Hasyim tumbuh menjadi sosok dengan tingkat kedewasaan yang tinggi. Istri dari al-Miqdad bin al-Aswad ini dikenal pula dengan daya dan kemampuan menghafal yang luar biasa. Ini menempatkannya ke dalam deretan para sahabat perempuan (shahabiyah), perawi hadis.

Ia menjadi salah satu kiblat periwayatan hadis. Tak sedikit generasi salaf dari sahabat dan taibiin yang mengambil hadis darinya. Sebut saja dari kalangan sahabat, ada Ibn Abbas, Jabir bin Abdullah, Anas bin Malik, Aisyah RA. Sementara, pengambil riwayat yang berasal dari golongan tabiin, antara lain, Sa'id bin al-Musayyib, termasuk Karimah binti al-Miqdad, putri kandungnya.

Ibunda dari Abdullah dan Karimah tersebut, merupakan pribadi yang haus ilmu. Ia tak segan bertanya langsung kepada Rasulullah perihal persoalan yang ia hadapi. Ini membuat riwayatnya semakin istimewa.

Namanya melambung melalui hadis tentang diperbolehkannya menetapkan syarat dalam niat haji atau umrah. Dhuba'ah meminta petuang dan syarat itu langsung di hadapan Rasulullah. Peristiwa ini membuat ia terkenal dengan julukan al-musytarithah, sang peminta syarat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement