REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sriwijaya FC dan PSMS Medan sama-sama terdegrasi ke Liga 2 Indonesia pada musim kompetisi 2019. Namun nasib kedua tim tersebut berbeda di Piala Indonesia 2018.
Jika PSMS gagal melaju ke babak 32 besar setelah dikalahkan klub Liga 3, Kepri 757 Jaya dengan skor 3- 4, Sriwijaya FC berhasil melaju ke babak 32 besar. Pada babak 64 besar Piala Indonesia, Jumat (14/12) di Stadion Gelora Sriwijaya, klub berjuluk Laskar Wong Kito berhasil menaklukan Persimura Musi Rawas yang berada di Liga 3 dengan kemenangan telak 3-0.
Sriwijaya FC yang turun tanpa diperkuat Alberto Goncalves yang mudik ke Brasil dan penjaga gawang Teja Paku Alam, berhasil meraih kemenangan 3–0 berkat tiga gol yang dicetak Rizky Dwi Ramadhana menit ke-47, Alan Henrique menit ke-72 dan menit ke-85 melalui tendangan penalti.
Pada laga bertajuk derbi Sumatra Selatan namun beda kasta tersebut, Sriwijaya FC yang kini ditangani pelatih Hartono Ruslan sempat kesulitan membongkar pertahanan Persimura. Babak pertama skor 0-0.
Baru pada babak kedua, Sriwijaya FC berhasil memecah kebuntuan berkat gol dari pemain depan Rizky Ramadhana. Ia membuka keunggulan Sriwijaya pada menit ke-47.
Usai pertandingan, pelatih Hartono mengaku bersyukur timnya mampu meraih kemenangan. “Para pemain tetap memiliki motivasi tinggi meski baru saja terdegradasi ke Liga 2. Mereka tetap memiliki motivasi dan totalitas yang luar biasa untuk meraih kemenangan,” katanya.
Menurut Hartono, ada sedikit kesan menganggap remeh lawan, terutama di babak pertama. “Persimura cukup bagus mainnya. Secara tim kelihatan team work saat bertahan,” katanya.
Hartono mengakui anak-anak ashuannya sempat kerepotan pada babak pertama untuk membongkar pertahanan Persimura yang dilatih mantan pemain Sriwijaya FC Jarot. Hasilnya, tim dari Liga 3 tersebut mampu menahan Sriwijaya FC dengan skor 0–0. "Di babak pertama Persimura bertahan dengan rapat. Namun, di babak kedua kami mulai bisa membaca cara bermain mereka."
Sementara itu, pelatih Persimura Jarot menyatakan, pertandingan yang berlangsung tanpa penonton tersebut adalah laga antardua tim yang berbeda kelas. “Babak pertama kami bisa mengimbangi permainan Sriwijaya FC. Pada babak kedua pemain mulai kehilangan konsentrasi dan kelelahan. Momentum tersebut dimanfaatkan Sriwijaya FC dengan baik,” jelasnya.