Sabtu 15 Dec 2018 10:07 WIB

Ke Manakah Muara Cinta dalam Goresan Ulama Cordoba?

Luka dalam kehidupan Ibn Hazm terlampiaskan dalam goresan penanya yang monumental.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Cordoba di Spanyol.
Foto: EPA/KHALED ELFIQI
Masjid Cordoba di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sastrawan dari Andalusia atau Spanyol, Abu Muhammad Ali bin Hazm telah diakui sebagai seorang ulama yang memiliki kontribusi luar biasa dalam dunia Islam. Dia membahas tentang hati dari berbagai sudut pandang, mulai dari filsafat moral hingga ke psikologi sosial.  

Karena itu, dia pun telah mencatatkan namanya dalam tradisi sastra Arab dan Barat pada abad ke-11 di Andalusia. Salah satu karyanya yang paling penting adalah Tuwq al-Hamama (Di Bawah Naungan Cinta) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Ring of the Dove.                

Ibnu Hazm memiliki banyak luka dalam kehidupannya, tapi justru hal itulah yang justru memberinya dorongan untuk menulis tentang banyak hal pada 1022 M, termasuk tentang cinta. //The Ring of the Dove//, sebuah risalah yang ditulisnya dengan sangat indah tentang bagaimana mencintai dan dicintai.

Putra Ibnu Hazm, Abu Rafi' al-Fadl bin Ali mengungkapkan bahwa karya ayahnya tersebut terdiri lebih dari 80 ribu halaman. Namun, masih banyak kitab-kitabnya yang lain. Menurut Abu Rafi', kitab yang dikarang ayahnya berjumlah 400 buah, yang membahas tentang topik-topik seperti teologi, hukum dan polemik keagamaan.

Semua karya itu dibakar atas perintah Raja Muslim Sevilla, Abbad II al-Mu'tadid. Namun, Ibnu Hazm menegaskan bahwa meskipun karyanya dibakar tidak akan menghapus apa yang tertulis di dalamnya. 

"Meskipun Anda mungkin membakar kertas, Anda tidak akan membakar apa yang tertulis di atasnya, karena itu tetap ada di hati saya dan di dalam pikiran saya," kata Ibnu Hazm seperti dikutip dari laman Aramcoworld.

Pakar sastra seperti Ramon Menendez-Pidal, Marua Rosa Menocal, dan lainnya percaya bahwa sastra Arab sampai saat ini merupakan sumber yang diremehkan untuk banyak karya seni Eropa abad pertengahan.

Namun, pada abad-abad berikutnya, tidak diketahui kapan, Barat pernah menjadi tercerahkan dengan karya-karya tokoh Muslim, seperti karya Ibnu Rusydi yang membahas tentang kesederhanaan dan kesabaran. 

Karya-karya Ibnu Hazm terkenal karena menyeimbangkan tentang renungan dan refleksi yang diselingi dengan puisi dan kehidupan pribadinya. Beberapa anekdot yang paling menarik kerap didasarkan pada pengalamannya sendiri.

Pada abad ke-11, Ibnu Hazm pernah menasihati kepada anak laki-laki atau perempuan yang menjalin kasih. Dalam The Ring of the Dove, dia memberikan saran agar mereka menahan nafsu dan berpisah. 

Bahkan, dia mengutip sebuah hadis Nabi yang mengatakan, “Biarkan jiwamu bersantai dari waktu ke waktu, jika tidak mereka cenderung berkarat dengan cara yang sama seperti karat logam."

Ibnu Hazm memiliki tujuan tersendiri dalam membahas tentang cinta dalam karyanya tersebut. Menurut dia, semua telah direncanakan agar pembacanya lebih taat kepada Allah. 

"Saya telah merencanakan hal demikian sehingga kesimpulan dari akhir pembahasan kita dapat menjadi desakan untuk taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan menyerukan untuk berbuat baik dan menjauhkan kejahatan," kata Ibnu Hazm.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement