REPUBLIKA.CO.ID, PARIS— Abdelkrim Chekatt, laki-laki yang disebut sebagai ayah dari pelaku penembakan Pasar Natal Cherif Chekatt mengatakan putranya pendukung ISIS.
Cherif Chekatt, 29 tahun melakukan penembakan yang menewaskan dua orang, membuat satu orang dalam keadaan koma dan belasan lainnya terluka.
Dalam sebuah wawancara oleh stasiun televisi yang dikelola pemerintah France 2, dua hari setelah Cherif tewas dalam baku tembak dengan tiga polisi, Abdelkrim Chekatt mengatakan tiga hari sebelum penembakan terjadi ia sempat melihat anaknya.
Tapi ia tidak bisa menghubungi putranya saat Cherif masih berstatus buronan. Ia mengetahui anaknya mendukung ISIS. "Sontohnya, ISIS, berjuang untuk keadilan dan hal-hal seperti itu," kata Abdelkrim Chekatt, Ahad (16/12).
Pasar Natal disebelah timur Strasbourg, kota di mana kantor Parlemen Eropa berada, sudah kembali dibuka. Pasar yang berada di kota terbesar kedua di Prancis tersebut sempat ditutup selama proses pengejaran pelaku.
Wawancara yang dilakukan France 2 tersebut awalnya dilakukan di luar rumah. Lalu dilanjutkan dalam rumah dengan ibu Cherif, Rouadja Rouag yang mengungkapkan keterkejutan dan kesedihan atas kematian putranya. France 2 mengatakan, pasangan tersebut sudah lama bercerai.
Abdelkrim seorang Prancis-Aljazair mengatakan, sebelumnya ia sempat membujuk putranya untuk tidak mendukung ISIS. "Kamu tidak melihat kekejaman yang mereka lakukan, tapi ia mengatakan 'itu bukan mereka'," kata Abdelkrim.
Tidak lama Cherif Chekatt tewas, situs berita ISIS yaitu Amaq mengklaim laki-laki 29 tahun tersebut sebagai 'tentara' mereka. Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner menolak klaim tersebut dengan mengatakan klaim itu sepenuhnya oportunis.
Ayah, ibu dan dua orang saudara Cherif Chekatt termasuk dari tujuh orang yang dimintai keterangan oleh polisi.
Media-media Prancis melaporkan para anggota keluarga pelaku penembakan tersebut sudah bebaskan. Sementara tiga lainnya masih ditahan, mereka tidak memiliki hubungan keluarga tapi dekat dengan Chekatt.
Sejak masih muda, Cherif Chekatt sudah dalam pengawasan Badan Intelijen Prancis atas tindakan radikal. Sejak berusia 13 tahun ia sudah 27 kali didakwa atas tindak kriminal. Kebanyakan tindakan kriminalnya dilakukan di Prancis tapi ia juga beberapa kali melakukan tindak kriminal di Jerman dan Swiss.
Kini para penyidik sedang melakukan investigasi untuk mengetahui apakah penembakan ini ia lakukan seorang diri atau tidak.
Abdelkrim Chekatt mengatakan, kedatangannya ke kantor polisi atas kemauannya sendiri. Ia juga khawatir di malam anaknya mengamuk dengan pistol dan pisau.
"Jika Anda menemukan Cherif, beritahu saya, saya akan menemuinya dan mencoba membujuknya untuk menyerah," kata Abdelkrim kepada polisi.
Abdelkrim juga mengatakan, jika putranya sempat memberitahunya tentang rencana pembunuhan di Pasar Natal dan Abdelkrim akan melaporkannya kepada polisi. "Dan ia tidak akan membunuh atau terbunuh," tambah Abdelkrim.