REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Semarang menilai Pemerintah belum melihat peran dan kontribusi guru madrasah diniyah (madin) dan TPQ di pelosok desa.
Sehingga pemerintah belum banyak hadir membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, kendati peran guru TPQ dan guru madin dalam membangun mental dan akhlak anak bangsa cukup sentral.
Hal ini ditegaskan Ketua PCNU Kabupaten Semarang, Ahmad Fauzan yang dikonfirmasi usai pelantikan Pengurus PCNU Kabupaten Semarang, masa khidmat 2018- 2023, di Ponpes Al Mas’udiyah, Blater, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Ahad (16/12).
Oleh karena itu, ia mengapresiasi rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang akan memberikan insentif bagi guru madin dan guru TPQ, termasuk ustaz pondok pesantren. .
“Bagi masyarakat yang ada di pedesaan, mereka merupakan peletak fondasi keagamaan serta bangunan karakter anak- anak generasi penerus bangsa,” kata dia.
Alhamdulillah, jelas Fauzan, dengan kebijakan dari Pemprov tersebut gubernur akan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan para guru madin maupun guru TPQ di desa- desa.
Sebaliknya, insentif ini, walaupun ia mengaku belum mengetahui berapa besarannya, bisa dimanfaatkan teman- teman guru ngaji. “Karena kalau kita hitung per bulan mereka ini baru Rp 100 ribu,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan, PCNU Kabupaten Semarang ke depan juga akan terus berupaya meningkatkan peran Lembaga Ma’arif NU ini agar bisa bekerja professional sesuai dengan aturan- aturan organisasi.
Karena di Kabupaten semarang banyak sekali Madrasah Ibtidiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah yang bernaung di bawah Ma’arif. Tapi ini belum diurus dengan maksimal.
Dia meyakini, insya Allah kalau ini diurus maksimal akan menjadi satu kekuatan bagi bangsa ini sekaligus menjadi kader-kader NU di masa depan. “Sebab tanpa pendidikan organisasi pasti hancur. NU punya Maarif dan pesantren. Ini yang akan menjadi ujung tombak masa depan NU,” tegasnya.
Wakil Ketua Umum PBNU Marsudi Syuhud saat melantik pengurus PCNU kabupaten Semarang juga berpesan kepada jajaran pengurus agar mengembangkan lembaga- lembaga pendidikan yang ada di bawah NU, seperti Maarif dan pondok pesantren.
Lembaga pendidikan ini memiliki peran yang sangat penting membangun karakter dan akhlak generasi bangsa. Dengan begitu, para pengurus ini akan mewariskan kemaslahatan bagi umat, khususnya di bidang pendidikan.
“Tetapi saya juga berharap agar peran pemerintah juga terus didorong untuk ikut membesarkan lembaga pendidikan seperti Maarif dan ponpes ini,” jelasnya.
Sebelumnya, rencana Pemprov Jawa Tengah yang berencana memberikan insentif kepada para ustadz pondok pesantren guru madin dan TPQ juga diapresiasi wakil rakyat Jawa Tengah.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Muh Zen Adv menilai kebijakan ini sangat positif. Karena sudah seharusnya ustadz, guru madin dan TPQ juga mendapatkan apresiasi karena perannya di tengah masyarakat.
“Berapapun itu nominalnya, yang penting semangat untuk memperhatikan pendidikan keagamaan harus didorong, karena kontribusi guru madin dan TPQ selama ini juga penting,” ungkapnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan, ustaz pesantren dan guru madin/ TPQ adalah pendidik sekaligus pengawal masa depan anak- anak bangsa, khususnya di bidang keagamaan.
Pendidikan karakter dan nilai-nilai nasionalisme, saat ini mutlak harus menjadi prioritas dalam membangun SDM agar generasi kedepan benar- benar menjadi generasi yang tidak hanya menguasai aspek kognitif saja.
“Namun juga aspek afektif, psycomotorik, juga harus mendapatkan perhatian dari Negara,” katanya.