REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD— Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Selasa (18/12) mengatakan negaranya telah membantu AS membawa faksi Taliban Afghanistan ke meja perundingan.
"Pakistan telah membantu penyelenggaraan dialog antara Taliban dan AS di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Marilah kita berdoa bahwa ini mengarah ke perdamaian dan mengakhiri hampir tiga dasawarsa penderitaan rakyat Afghanistan, yang pemberani," kata Khan di akun Twitternya.
Dia berjanji Islamabad akan melakukan apa saja yang bisa dilakukannya untuk memajukan proses perdamaian.
Wakil Taliban Afghanistan bertemu dengan para pejabat AS pada Senin (17/12) di Uni Emirat Arab (UAE) guna mengakhiri konflik di Afghanistan.
Zalmay Khalilzad, Utusan Khusus AS untuk perujukan Afghanistan, memimpin tim AS. Para pejabat dari Pakistan, Arab Saudi, dan UAE juga menghadiri pembicaraan tersebut.
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Selasa mengatakan, kelompok itu mengadakan sejumlah pertemuan dengan para pejabat senior dari Arab Saudi, Pakistan dan UAE guna membahas penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang dicabik perang.
"Pembicaraan awal diselenggarakan dengan negara tersebut bersama dengan Wakil Khusus Departemen Luar Negeri AS Zalmay Khalilzad pada pengujung hari. Dan pertemuan dalam proses perundingan ini mesti dilanjutkan hari ini," kata Zabihullah Mujahid di dalam pernyataan kepada wartawan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Abdul Salam Rahimi, Sekretaris Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, memimpin delegasi Pemerintah Kabul yang juga meliputi Hamdullah Muhib, Penasehat Keamanan Nasional.
"Tim perunding Afghanistan, yang dipimpin kepala perunding, tiba di Abu Dhabi untuk memulai dialog penjajakan dengan delegasi Taliban dan mempersiapkan pertemuan langsung antara kedua pihak," kata Istana Presiden di dalam satu pernyataan.
Muhib telah menyampaikan optimisme lebih besar pada pembicaraan di UAE. "Perdamaian datang," katanya di satu postingan Twitter.
Taliban juga telah mengkonfirmasi serangkaian pertemuan pada hari kedua di Uni Emirat Arab.
Pada Senin pagi, media Afghanistan melaporkan wakil Pemerintah Kabul juga ikut dalam pertemuan tersebut. Namun, juru bicara Taliban itu membantah laporan yang mengatakan mereka hanya berbicara dengan para pejabat AS dan tak memiliki rencana untuk berbicara dengan Pemerintah Kabul, yang tidak mereka akui.
Sayid Ehsan Tahiri, Juru Bicara bagi Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu bahwa tujuan utama dari dialog saat ini ialah melicinkan jalan bagi pembicaraan langsung antara Kabul dan gerilyawan Taliban.
"Kami menyambut baik proses di UAE ini," kata Tahiri.
Presiden AS Donald Trump awal bulan ini meminta bantuan Islamabad dalam menengahi pembicaraan.
Pakistan telah menengahi babak pertama pembicaraan langsung antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban di Islamabad, Pakistan, pada Juli 2015.
Namun, proses itu macet ketika Taliban mengumumkan kematian orang yang telah lama memimpin faksi santri tersebut, Mullah Omar, sehingga memicu perebutan kekuasaan di dalam Taliban