REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Yayasan Baitul Maal (YBM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama PLN UID Lampung telah mendirikan tiga posko bantuan. Posko tersebut antara lain Dapur Umum, posko logistik dan posko laktasi.
Deputi Direktur YBM PLN Salman Al Farisi mengatakan dapur umum YBM PLN yang beroperasi sejak Rabu (26/12) lalu, telah menyiapkan 1.500 hingga 3.000 bungkus makanan per hari. Jumlah tersebut diperuntukan tiga kali makan untuk para pengungsi dan relawan.
“Nasi bungkus yang ada dibagikan untuk para pengungsi dan relawan baik yang ada di pos pengungsian Kalianda maupun pos pengungsian yang lain,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (3/1).
Posko logistik menyediakan sembako, makanan dan susu untuk bayi, pakaian layak pakai, diapers, dan selimut. Kemudian posko laktasi melayani para ibu dan bayi dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya.
Semua posko tanggap darurat YBM PLN di sana direncanakan akan berdiri sampai Sabtu (5/1). Selain itu, YBM PLN sedang menjajaki penambahan empat unit toilet portable untuk dipasang di pengungsian karena saat ini hanya tersedia sembilan unit MCK.
Sementara itu, empat orang tenaga medis dari YBM PLN Riau juga sudah diterjunkan mulai Jumat (28/12) lalu. Mereka keliling melayani kesehatan ke beberapa wilayah terdampak tsunami di Lampung Selatan.
Pantauan Republika, di sepanjang tepian pantai jalanan Desa Way Muli hingga desa Way Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, tampak sisa-sisa reruntuhan rumah dan bangunan yang rusak akibat tsunami. Begitu pun di Dermaga Cantii, puluhan rumah warga mengalami rusak parah.
Alat-alat berat terus beroperasi mengangkat material batu dan kayu. Banyak rumah yang sepi ditinggalkan penghuninya mengungsi. Relawan pun banyak yang membuka posko bantuan bagi para pengungsi.