REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pada tahun ini akan melakukan eksplorasi di 57 sumur. Kepala SKK Migas Dwi Sucipto menjelaskan langkah ini dilakukan karena tren harga minyak yang sedang menurun.
"Karena tren harganya sedang turun, maka rencana tahun 2019 pengeboran eksplorasi bisa mencapai 57 sumur," ujar Dwi di DPR RI, Kamis (10/1).
Sementara itu, tahun ini kegiatan seismik dua dimensi (2D) di blok eksplorasi targetnya sepanjang 4.328 km. Adapun realisasi tahun lalu hanya sebesar 387 km.
Tahun ini, seismik tiga dimensi (3D) blok eksplorasi tuntas diselesaikan. Adapun target seismik 3D tahun ini di blok eksplorasi sepanjang 4.693 km persegi.
Dwi juga menjelaskan di blok eksploitasi, kegiatan workover atau pengerjaan ulang sumur ditargetkan sebanyak 969 sumur. Realisasi tahun lalu 628 sumur. Kegiatan well service tahun ini ditargetkan 29.256 kegiatan dan capaian tahun lalu 76.485 kegiatan.
"Pengeboran sumur pengembangan tahun ini targetnya 345 sumur dan capaian tahun lalu 278 sumur," ujar Dwi.
Pengeboran sumur wildcat atau delineasi tahun ini ditargetkan 40 sumur, sementara capaian tahun lalu 15 sumur. Adapun, untuk kegiatan seismik 2D di blok eksploilasi tahun ini ditargetkan 1.747 km persegi dan capaian tahun lalu 4.003 km persegi.
SKK Migas menargetkan target investasi hulu migas tahun ini sebesar 14,79 miliar dolar AS. Ini meningkat dari target APBN tahun lalu sebesar 14,2 miliar dolar AS. Adapun sepanjang 2018 capaian investasi hulu migas mencapai 11,99 miliar dolar AS. Capaian ini baru 90 persen dari target namun sudah mencapai 117 persen dari capaian tahun 2017.