Jumat 11 Jan 2019 16:22 WIB

Kementan Bina Petani Perbaiki Produksi Karet

Ada 220 ribu ton yang Kementan bina dari total produksi karet kita 3,7 juta ton.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian akan meningkatkan pembinaan kepada petani untuk bisa memenuhi spesifikasi kebutuhan produk aspal dengan campuran karet. Upaya itu dilakukan guna meningkatkan permintaan di dalam negeri serta memperbaiki harga karet. 

"Ada 220 ribu ton yang kita bina dari total produksi karet kita 3,7 juta ton. Secara bertahap kita lakukan pembinaan untuk memenuhi industri lain," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (11/1). 

Bambang mengatakan, saat ini harga karet berkualitas rendah adalah sebesar Rp 6.000 per kilogram. Sementara, melalui pembinaan tersebut, harga jual bisa ditingkatkan hingga mencapai Rp 10 ribu per kilogram. 

Baca juga, Pemerintah Ajak Malaysia dan Thailand Perbaiki Harga Karet

Dia menyebut, saat ini sedang melakukan pembahasan dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Perindustrian terkait spesifikasi yang bisa dijadikan acuan. 

"Jadi saat ini kita berupaya meningkatkan volume produksi dan sebarannya juga," kata Bambang. 

Sebelumnya diberitakan, rapat koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution membahas upaya perbaikan harga karet dengan mendorong permintaan dalam negeri. Upaya tersebut yakni dengan memanfaatkan karet untuk campuran aspal.

Darmin mengatakan, penggunaan karet untuk campuran aspal telah banyak dikaji. Biaya produksi aspal dengan campuran karet akan lebih mahal namun dapat memberikan daya tahan lebih lama.

"Kita akan coba memanfaatkannya dengan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR," kata Darmin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement