Rabu 16 Jan 2019 16:48 WIB

Total Bertawakal

Sebagai manusia, kita senantiasa didesak oleh kebutuhan-kebutuhan tak terhindarkan

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agus Sopian

Alkisah, suatu ketika Hisyam ibn Abdul Malik bersama Salim ibn Abdullah ibn Umar ibn Khattab memasuki Ka'bah. Hisyam berkata kepada Salim, "Hai Salim, mintalah kepadaku apa yang engkau butuhkan." Salim menjawab, "Sungguh aku malu kepada Allah bila aku meminta kebutuhanku selain kepada Dia, padahal aku sedang berada di rumah-Nya."

Saat Salim keluar dari Ka'bah, lalu Hisyam berkata kepada Salim, "Sekarang engkau berada di luar Ka'bah, mintalah kepadaku apa yang engkau butuhkan?" Mendengar ucapannya, Salim pun bertanya, "Kebutuhan-kebutuhan dunia ataukah kebutuhan-kebutuhan akhirat yang engkau maksud?"

Hisyam menjawab, "Tentu saja kebutuhan-kebutuhan dunia." Salim berkata, "Aku meminta kebutuhan-kebutuhan dunia hanya kepada pemiliknya. Bagaimana mungkin aku meminta kebutuhan-kebutuhan dunia kepada selain pemiliknya."

Kisah tersebut mengajarkan kepada kita arti penting sebuah keyakinan. Bahwa tidak ada selain Allah yang pantas dijadikan sebagai tempat meminta dan berlindung. Berserah diri dan bertawakal hanya kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Andai kata kalian benar-benar bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yaitu keluar dengan perut kosong pada pagi hari dan kembali dengan perut kenyang pada sore hari." (HR Tirmidzi).

Sebagai manusia, tentu kita senantiasa didesak oleh kebutuhan-kebutuhan tak terhindarkan. Ada yang mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga. Pagi-pagi berangkat membuka toko dan berpikir tentang cara mendapatkan rezeki.

Pikirannya dikerahkan untuk memperoleh apa yang harus didapatkan. Selama hayat di kandung badan, kebutuhan dan keinginan manusia tidak pernah ada habisnya. Rasa cemas dan gelisah sering hadir jika kebutuhan itu tidak terpenuhi. Namun, ingatlah, segala aktivitas apa pun yang kita lakukan haruslah diiringi niat baik dan sikap tawakal yang hebat. Berharap dengan niat baik itu apa yang kita kerjakan menjadi ibadah dan penuh berkah.

Sementara tawakal diperlukan agar saat ketika berada pada posisi atau kondisi yang sama sekali di luar kekuasaan diri, jauh dari apa yang diharapkan, sementara segala upaya sudah dilakukan dengan maksimal. Kita akan lebih sanggup menerima kenyataan dan tetap teguh, yakin, dan berprasangka baik terhadap kehendak Allah SWT.

Allah sangat mencintai orang yang bertawakal kepada-Nya. Belum disebut beriman orang yang tidak bertawakal pada Allah SWT. Seseorang yang beriman akan menjadikan Allah satu-satunya penolong, sebaik-baiknya pelindung. Karena selain Allah hanyalah makhluk yang akan mati. Allah berfirman, "Dan bertawakallah kepada Allah Yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya." (QS al-Furqon:58).

Saat yakin lalu bertawakal secara total kepada Allah, niscaya Dia akan memperkaya dan mencukupi segala kebutuhan kita. Mintalah hanya kepada Allah, jangan pernah kepada selain-Nya. "Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal." (QS Ibrahim:11). Wallahu a'lam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement