REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini, kita telah memasuki bulan Rajab menurut penanggalan Hijriah. Ini merupakan salah satu bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT di luar Dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram. Datangnya bulan Rajab juga berarti kita semakin mendekati Ramadhan. Muslimin dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh.
Harapannya, “madrasah” Ramadhan dapat dihadapi dengan hati dan pikiran yang lebih siap. Sekurang-kurangnya, kita dapat berdoa kepada Allah agar usia kita sampai hingga akhir bulan Rajab dan Sya’ban sehingga dipertemukan bulan suci Ramadhan.
Momen bersejarah
Dalam sejarah peradaban Islam, banyak peristiwa historis yang terjadi ketika bulan Rajab. Misalnya, Isra dan Mi’raj. Momen luar biasa itu dialami Rasulullah SAW pada malam Senin 27 Rajab, atau bertepatan dengan tahun 621 M. Kaum Muslimin pada zaman beliau juga mengalami kemenangan dalam Perang Tabuk pada bulan Rajab, tahun kesembilan Hijriah.
Berbilang abad kemudian, Yerusalem berhasil dibebaskan umat Islam dari cengkeraman Pasukan Salib pun pada Rajab. Tepatnya, pada 1187 M Shalahuddin al-Ayyubi memimpin penaklukan itu. Peristiwa penting lainnya adalah keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, pun terjadi pada Rajab, yakni tahun 1924 M.
Petiklah hikmah dari rangkaian kejadian di masa lalu. Dari sejarah, kita dapat belajar tentang pencapaian dan juga kegagalan yang dialami para pendahulu.
Tradisi amalan
Sudah menjadi kebiasaan di tengah sebagian umat Islam untuk menghormati bulan Rajab dengan berbagai jenis amalan. Misalnya, berpuasa sunah, shalat, atau bersedekah. Ada sebagian ulama yang menganjurkan puasa sunah bulan Rajab. Menukil keterangan dari Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayatu az-Zain, Muslimin disarankan untuk berpuasa sunah pada bulan-bulan agung. Terkait waktunya, amalan puasa sunah Rajab dapat dilakukan dalam beberapa hari. Pada tanggal berapa saja, itu tidak ditentukan oleh ulama.
Imam al-Ghazali dalam Ihya` ‘Ulum ad-Din menjelaskan, shalat sunah mutlak di bulan Rajab adalah mustahabbah (sunah). Amalan ini, lanjut dia, biasanya dilakukan orang-orang saleh pada masanya. Menurut sang hujjatul Islam, shalat sunah itu terdiri atas 12 rakaat. Waktu pelaksanaannya ialah antara permulaan azan shalat Isya dan sepertiga malam.
View this post on Instagram