REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan siap menggempur kelompok Hamas di Jalur Gaza. Hal itu dia sampaikan setelah Hamas menembak pasukan Israel di dekat zona penyangga Israel-Gaza pada Selasa (22/1).
"Mungkin ada seseorang di Gaza yang berpikir mereka dapat mengangkat kepala mereka, kami siap untuk setiap skenario dan eskalasi. Saya menyarankan agar mereka bahwa responsnya akan merusak dan sangat menyakitkan," kata Netanyahu pada Rabu (23/1), dikutip laman Anadolu Agency.
Setelah pasukannya diserang Hamas, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Mereka secara khusus membidik sebuah pos Hamas di sana.
Netanyahu berpendapat, Iran tetap menjadi ancaman utama Israel. "Iran membangun pasukan di sekitar kita, mereka membangun benteng maju di Lebanon melalui Hizbullah, benteng selatan di Gaza melalui Hamas dan Jihad Islam, dan sekarang mereka ingin membangun benteng ketiga di seberang (Dataran Tinggi) Golan," ucapnya.
Dia menegaskan Israel akan memerangi dan melawan semua itu. "Tentara Israel adalah satu-satunya tentara di dunia yang memerangi Iran dan melakukannya di Suriah," ujar Netanyahu.
Israel kerap menuding Iran mengeksploitasi konflik yang tengah berlangsung di Suriah. Dengan memberi dukungan kepada rezim Bashar al-Assad, Israel menuduh Iran ingin membangun kehadiran militer permanen di dekat perbatasan Israel.