Kamis 24 Jan 2019 20:19 WIB

Menteri Rini Dorong Pindad Kembangkan Kendaraan Komersial

Produk Pindad sudah banyak digunakan di luar negeri.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah Peluru buatan PT Pindad dipamerkan dalam   Indo Defence 2018 Expo and Forum, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sejumlah Peluru buatan PT Pindad dipamerkan dalam Indo Defence 2018 Expo and Forum, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengendarai langsung Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad (Persero) sambil mengelilingi fasilitas produksi Pindad, Kamis (24/1). Rini mengatakan setelah mencoba kendaraan tempur yang kualitasnya bagus tersebut mengharapkan Pindad dapat mengembangkan produkainya.

"Ke depannya saya mendorong PT Pindad untuk mengembangkan  kendaraan komersil," kata Rin.

Rini menuturkan Pindad berpotensi untuk mengembangkan produksinya. Sebab, menurutnya, Panser Anoa 6x6 karya Pindad telah diproduksi dalam berbagai varian dan telah ikut dalam misi perdamaian dunia PBB di berbagai negara seperti Lebanon, Afrika Tengah, dan Sudan. 

Selain digunakan di dalam negeri, Rini mengatakan negara lain juga sudah menggunakan produk Pindad. "Sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Brunei hingga negara Timur Tengah telah membeli produk karya anak bangsa ini," kata Rini.

Selain itu, Rini juga mengikuti serah terima lima unit Heli AKS dan satu unit Pesawat Udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA). Penyerahan tersebut dilakukan kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk TNI Angkatan Laut yang berlangsung di Hanggar Rotary Wing KP II milik PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Pesawat udara yang diserahkan yaitu 1 unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) sesuai Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/19/PLN/I/2013/AL tanggal 7 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan PT DI. Pesawat udara tersebut, secara kontraktual telah diserahkan kepada Kemhan/TNI AL pada September 2018.

Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, dan autopilot. Selain itu juga terdapat winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.

Sedangkan helikopter yang diserahkan yaitu lima unit Heli AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) yang merupakan bagian dari materiil kontrak 11 unit Heli AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/979/PLN/IX/2014/AL pada 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan RI dan PT DI. Secara kontraktual telah diserahkan bertahap pada bulan Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047.

Rini menegaskan Kementerian BUMN terus mendorong PT DI agar mampu memproduksi alat-alat pertahanan yang berkualitas dan dapat digunakan untuk pertahanan negara kita. "Semoga kerja sama antar BUMN dan Tentara Nasional Indonesia tetap terus ditingkatkan. PT DI juga tidak hanya menjadi pemain di pasar lokal tetapi juga pasar internasional,” ujar Rini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement