REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tahun 2019 ini menargetkan 21 juta peserta baru. Angka tersebut merupakan tenaga kerja sektor formal dan jasa konstruksi.
"Seandainya 20 juta ini masuk dan sustain jadi peserta kita, secara total bisa 70 juta peserta," ujar Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan atau BPJS TK E. Ilyas Lubis, Senin (28/1).
Hingga Desember 2018, peserta BPJS TK tercatat sebanyak 50,5 juta tenaga kerja. Mencapai target 21 juta peserta baru tahun ini diakui Ilyas tidak mudah dilakukan. Apalagi, ada roadmap dari pemerintah yang harus dijalankan lembaga nirlaba ini.
Berdasarkan peta jalan BPJS TK, pada 2021 harus mengcover 80 persen dari pekerja sektor formal. Sementara, di sektor informal ditargetkan mengcover 15 persen.
Kepesertaan sektor formal di BPJS TK sudah lama diwajibkan sedangkan untuk sektor informal atau bukan penerima upah (BPU) atau informal baru diwajibkan bergabung dengan BPJS TK pada Juli 2015. Kendati demikian, ia optimistis bisa mencapai keseluruhan target tersebut pada 2020.
Cara yang dilakukan adalah dengan menggandeng banyak pihak termasuk cermati.com dalam layanan digital. Cara ini pula yang membuatnya optimis bisa menggandeng 21 juta tenaga kerja pada tahun ini.
"Paling tidak 10-15 persen pengunjung Cermati bisa bergabung untuk mencapai target di 2019 ini," katanya. Jumlah pengunjung marketplace produk keuangan ini mencapai lima juta orang.
Untuk itu, ia mengajak seluruh komponen dan elemen di masyarakat untuk mendorong kepesertaan BPJS TK. Sebab, menjadi peserta BPJS TK adalah demi kepentingan pekerja itu sendiri dalam menjaga keberlangsungan penghasilan dan upah pekerja terhadap keluarganya.
"Jadi kalau ada apa-apa tetap ada jaminan penghasilan, tidak langsung berkurang atau putus," kata dia.
Dari 21 juta kepesertaan baru tersebut, setidaknya BPJS TK akan menerima iuran sekitar Rp 76 triliun. Pada 2018 lalu, dana yang masuk atau posisi tahun lalu dan total dana BPJS TK mencapai Rp 365 triliun. Sementara, klaim diperkirakan naik 10 hingga 20 persen pada tahun ini.