Senin 28 Jan 2019 18:44 WIB

KKSB Bukan Tembaki Pesawat, Tapi Pasukan Pengamanan Bandara

Pesawatnya belum mendarat, yang ditembak itu pasukan pengamanan bandara

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Esthi Maharani
Pihak berwajib Indonesia menyebut kelompok ini sebagai kelompok kriminal bersenjata dan menuduhnya melakukan penyerangan terhadap warga sipil.
Foto: Reuters/Muhammad Yamin
Pihak berwajib Indonesia menyebut kelompok ini sebagai kelompok kriminal bersenjata dan menuduhnya melakukan penyerangan terhadap warga sipil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyebutkan, serangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) bukan dilakukan kepada pesawat rombongan Bupati Kabupaten Nduga, Yarius Gwijangge, dan logistik bantuan sosial. Serangan dilakukan terhadap pasukan pengamanan yang berjaga di Bandara Mapenduma, Papua.

"Bukan ke pesawat. Jadi pesawatnya belum mendarat, yang ditembak itu pasukan pengamanan yang ada di situ. Tapi yang jelas mereka (KKSB) tahu kalau ada pesawat mau mendarat di sana," ungkap Aidi melalui sambungan telepon, Senin (28/1).

(Baca: Pesawat Ditembak KKSB, Satu Prajurit TNI Meninggal)

Menurut Aidi, Bupati Kabupaten Nduga hendak datang untuk memberikan bantuan logistik kepada pengungsi yang ada di Mapenduma. Kedatangan tersebut dilakukan juga untuk mengajak masyarakat yang mengungsi itu untuk kembali ke kampungnya.

"Masih banyak (yang belum kembali). Tapi indikasinya, Mapenduma dengan Yigi itu kan dekat kampungnya. Indikasinya, Mapenduma itu kan kampungnya Egianus Kogoya. Jadi yang melalukan pembantaian tanggal 2 Desember 2018 itu bukan orang Yigi, tapi orang Mapenduma," katanya.

Karena itu, kata Aidi, saat ini kedua kampung tersebut kosong dan hanya ada sebagian kecil masyarakat yang tinggal di sana. Menurut Aidi lagi, masyarakat di sana bukan hanya mengungsi ke hutan, tapi banyak juga yang mengungsi ke kampung lain.

"Karena di dekat Mapenduma itu, masih dalam pandangan mata, ada kampung ramai yang sebelumnya kampung itu tidak ramai," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement