Rabu 30 Jan 2019 16:00 WIB

Swedia Tuding Brexit Jadi Sumber Masalah Eropa

Proses Brexit dinilai tidak dipersiapkan dengan baik.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menandatangani surat pengaktifan Pasal 50 Uni Eropa pada Selasa (28/3). Hal ini menandakan Inggris telah memulai proses hengkangnya dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit.
Foto: Christopher Furlong/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menandatangani surat pengaktifan Pasal 50 Uni Eropa pada Selasa (28/3). Hal ini menandakan Inggris telah memulai proses hengkangnya dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom dan mantan presiden Komisi Eropa menyerang Inggris. Wallstrom mengatakan Brexit akan menjadi kesalahan yang dapat menyebabkan masalah bagi semua pihak.

"Saya tidak bisa memaafkan mereka untuk ini," kata Wallstrom, seperti dilansir dari Politico, Rabu (30/1).

Ia menyebut pendekatan Inggris dalam isu ini sangat berbahaya dan ditangani dengan sangat buruk. "Saya hanya berpikir apa yang melakukan sebagai sebuah kesalahan sejarah dan mereka akan benar-benar menciptakan masalah bagi kami semua," kata Wallstrom dalam konferensi pers kebijakan Kementerian Luar Negeri Swedia.

Pernyataan Wallstrom ini menambah daftar serangan keras politisi-politisi Eropa terhadap rekan mereka di Inggris. Wallstrom menekankan seluruh Eropa akan membayar kerugian atas Brexit.

"Proyek politik kami, Uni Eropa, akan menderita dari sini dan hal itu harus sepenuhnya di pahami," kata Wallstrom.

Ia dengan terang-terangan menyerang politisi Inggris. Menurut Wallstrom sudah lama politisi Inggris memimpin perekonomian terbesar nomor lima di dunia tersebut dengan sangat buruk.

"Saya melihatnya selama bertahun-tahun di Komisi Eropa, tidak ada yang mempertahankan keanggotaan Uni Eropa mereka," kata Wallstrom.

Wallstrom mengatakan seharusnya politisi Inggris tidak menjanjikan referendum jika mereka tidak dapat mempersiapkannya dengan baik. Sebelumnya Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menolak menegosiasikan kembali kesepakatan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa. Menurutnya, kesepakatan yang telah tercapai sebelumnya tidak dapat ditawar kembali.

"Perjanjian Penarikan (The Withdrawal Agreement) adalah dan tetap merupakan cara terbaik serta satu-satunya untuk memastikan penarikan Inggris secara tertib dari Uni Eropa," kata Tusk seperti dilansir dari Reuters.

Pernyataan Tusk muncul setelah parlemen Inggris melakukan pemungutan suara untuk mengubah kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa. Adapun poin yang hendak direvisi adalah perihal pengaturan "backstop" Irlandia.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement