Jumat 01 Feb 2019 16:07 WIB

Per 1 Februari, Ada 15.132 Kasus DBD di Seluruh Indonesia

Kasus kematian akibat DBD mencapai 145 jiwa.

Petugas memeriksa pasien deman berdarah (DBD) di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (29/1).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa pasien deman berdarah (DBD) di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus terjadinya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia mencapai 15.132 orang per tanggal 1 Februari 2019. Dari jumlah itu, kasus kematian mencapai 145 jiwa.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Jumat (1/2) mengatakan, provinsi paling tinggi yang terjadi kasus DBD dan kematian akibat DBD ialah Provinsi Jawa Timur dengan 3.074 kasus dan 52 kematian. Kasus terbanyak kedua ialah Jawa Barat dengan 2.204 kejadian dan 14 meninggal dunia, NTT dengan 1.092 kejadian dan 13 meninggal dunia, dan Sumatra Utara 1.071 kejadian dan 13 meninggal dunia.

Nadia mengatakan, kejadian penyakit DBD ini masih dalam tahap bisa dikendalikan dengan ada beberapa wilayah yang sudah mulai mengalami penurunan kasus demam berdarah. "Data sekarang Kapuas sudah mencabut (status KLB), Manggarai Barat kasusnya mulai turun walau ada satu dua. Kita harus spesifik masing-masing daerah, yang kita lihat masih naik di Jawa Timur," kata dia.

Sebagai perbandingan pada tahun-tahun sebelumnya, Kemenkes mencatat terjadi 53.075 kasus DBD pada 2018, 68.407 kasus di 2017, dan 204.171 kasus di tahun 2016. Nadia mengemukakan, paling banyak kasus kesakitan DBD terjadi pada anak-anak di rentang usia 9-14 tahun.

Dia menjelaskan, kasus penyakit DBD bisa saja menurun setelah musim hujan berakhir asalkan populasi nyamuk yang menurun. Kemenkes sangat menekankan intervensi dengan pengendalian populasi nyamuk pembawa virus dengue yaitu nyamuk aedes aegypti.

"Prinsipnya kita mengendalikan nyamuk, ini yang utama," jelas Nadia.

Kemenkes, kata dia, telah melakukan intervensi sejak awal musim penghujan di akhir 2018. Sehingga, populasi nyamuk saat curah hujan mulai tinggi pada Januari dan Februari dapat ditekan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement