REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) mengajak masyarakat dan peserta pemilu untuk melihat ajang pilpres sebagai cara untuk berlomba pada kebaikan. Imbauan itu dilontarkan TGB menyusul banyaknya hoaks yang bersebaran di tengah masyarakat.
"Pilpres ini bukan medan perang, bukan perang badar, bukan armageddon tapi ini adalah ajang demokrasi yang diharapkan bisa menghasilkan kepemimpinan yang baik untuk kita semua," kata TGB di Posko Cemara, Jakarta Pusat pada Kamis (7/2).
Menurut TGB, pandangan positif akan pesta demokrasi lima tahunan akan membuat ujaran kepada publik akan menjadi baik. Namun, dia mengatakan, jika memandang pemilu sebagai perang maka narasi yang terbangun adalah provokasi dan secara alami akan menimbulkan hoaks dan fitnah yang merusak ruang publik.
"Bahkan lebih jauh lagi akan mengancam persaudaraan bangsa," kata Wakil Koordinator Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar ini.
Kordinator Bidang Keumatan Golkar ini menambahkan, dalam konteks ini akan sangat tidak relevan jika pilpres yang seharusnya berjalan dengan kegembiraan serta menjaga semangat persaudaraan dibahasakan sebagai sesuatu pertarungan, pertempuran anataran yang haq dan batil.
"Itu sangat tidak relevan karena kita berlomba dalam kebajikan," katanya.
Lebih jauh, dia mengajak masyarakat untuk menjadikan kontestasi pilpres ini untuk memilih pemimpin berdasarkan visi-misi serta gagasan yang dimiliki. Dia megatakan, kedua calon presiden sebenarnya membawa visi, misi serta program yang baik bagi bangsa dan negara.
Sementara, pernyataan itu disampaikan TGB dalam acara Gerakan Tangkal Fitnah yang diadakan oleh TKN. Dalam kesempatan itu, TGB diminta berbicara terkait kiat-kiat menangkal fitnah.