REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan, badan yang ia pimpin tidak akan sepakat dengan wacana FIFA yang ingin mengubah format turnamen Piala Dunia Antarklub. FIFA ingin jumlah tim peserta Piala Dunia Antarklub diperbanyak menjadi 24 tim.
Rencananya, turnamen diawali dari babak penyisihan grup. FIFA sudah sejak tahun lalu mewacanakan ide ini, dan sejak saat itu UEFA selalu menentang.
"Kami tidak setuju dengan Piala Dunia Antarklub baru yang akan mereka (FIFA) bentuk. FIFA, tolong dengarkan kami," kata Ceferin, saat membuka konferensi UEFA di Kota Roma, Italia, dikutip dari Marca, Jumat (8/2).
Selain itu, UEFA juga tidak setuju rencana FIFA untuk menyatukan turnamen Liga Bangsa-Bangsa secara global. Liga Bangsa-Bangsa sudah dimulai sejak tahun lalu di Eropa.
Turnamen resmi tersebut merupakan ajang bagi tim nasional agar tidak sekadar menjalani pertandingan persahabatan tanpa nilai lebih. Liga Bangsa-Bangsa dibuat resmi supaya nilai kompetisinya lebih terasa.
Biasanya setiap jeda internasional, tim nasional hanya beruji coba melawan negara lain untuk ajang latihan. Sebagian mengomersilkannya, sebagian lagi terkesan hanya ingin menjaga agar tetap bermain mengikuti jadwal FIFA. Sehingga, kerap dijumpai pertadingan yang diharapkan berlangsung sengit malah berjalan menoton.
"UEFA juga tidak setuju Liga Bangsa-Bangsa disatukan menjadi global," ujar Ceferin.
Presiden FIFA Gianni Infantino sering memunculkan ide-ide baru untuk mengatur turnamen antarbangsa. Pertama, usulan pria asal Italia itu adalah memperbanyak peserta Piala Dunia menjadi 48 tim.
Usulan ini sudah diterima dan akan dicobakan pada Piala Dunia 2026. Kemudian Infantino juga ingin menambah jumlah peserta Piala Dunia Antarklub dan menyatukan Liga Bangsa Banga dari seluruh benua.
Tujuan utama Infantino adalah supaya tim-tim yang sulit ikut serta pada turnamen besar dunia dapat diakomodasi. Tapi ide-ide Infantino ini selalu dapat banyak penentangan karena harus mengubah sistem turnamen.