Jumat 08 Feb 2019 14:26 WIB

AS Intervensi Venezuela Dinilai Rusia Langgar Piagam PBB

AS mengancam mengerahkan militer ke Venezuela yang dilanda krisis politik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ilustrasi krisis Venezuela.
Foto: Reuters
Ilustrasi krisis Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menuding Amerika Serikat (AS) melanggar Piagam PBB karena mengancam akan melakukan intervensi militer ke Venezuela. Saat ini negara tersebut memang tengah dilanda krisis politik. 

Juru bicara Kememterian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam Pasal 2, poin 4 Piagam PBB disebutkan bahwa semua anggota PBB akan menahan hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan negara mana pun. 

Dalam pasal tersebut pun disebutkan tidak diperkenankan melakukan cara-cara lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan PBB. Terkait hal itu, Zakharova menyoroti aktivitas militer AS di Cucuta, daerah Kolombia yang berbatasan dengan Venezuela. 

"Di kota Cucuta, di daerah perbatasan dengan Venezuela, pos komando dari apa yang disebut 'operasi kemanusiaan' sedang dikerahkan," kata Zakharova pada Kamis (7/2). 

Menurut dia, pengerahan militer ke Cucuta menunjukkan tanda-tanda bahwa AS sedang mempersiapkan kudeta militer. "Berdasarkan aktivitas dari delegasi militer AS, yang telah benar-benar membanjiri wilyah ini baru-baru ini. Sebuah studi rinci tentang keseluruhan dukungan skenario kekuatan di Venezuela sedang dilakukan di sana," ujar Zakharova. 

AS diketahui tidak mendukung pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Washington memberikan dukungannya kepada pemimpin oposisi yang telah memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela Juan Guaido. 

Dukungan tersebut telah diberikan AS sejak bulan lalu, yakni ketika ratusan ribu warga Venezuela menggelar demonstrasi menuntut Maduro mundur dari jabatannya. Langkah AS kemudian diikuti Israel dan Australia. 

Sejumlah negara Eropa juga mendukung kepemimpinan Guaido. Mereka antara lain, Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, Portugal, Denmark, Austria, Georgia, Albania, dan Belanda. 

Sementara Rusia, Turki, Cina, Iran, Bolivia, dan Meksiko mendukung pemerintahan Maduro. 

Baca: AS Cabut Visa Anggota Majelis Konstituante Venezuela

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement