REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah peradaban Islam, Uzbekistan merupakan rahim yang melahirkan banyak ulama besar. Sebut saja di antaranya Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi di bidang Hadis, Imam Nasafi dan Imam Zamakhsyari di bidang tafsir, Imam Maturidi di bidang teologi, Ibnu Sina di bidang kedokteran dan filsafat, serta al-Khawarizmi di bidang matematika.
Lantas, adakah jejak-jejak ulama besar dari Uzbekistan itu di Bumi Nusantara?
Tak mudah memang menelusuri jejak ulama Uzbekistan di nusantara, mengingat referensi dan datanya sangat minim. Yang jelas, ulama Uzbekistan memiliki kontribusi besar dalam memperkuat rancang bangun dakwah di Nusantara, khususnya di Tanah Jawa.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kementerian Agama, Muchlis M Hanafi, mengatakan, memang belum ada indikasi kuat tentang jaringan langsung antara ulama Uzbekistan dan Indonesia. Se bab, menurut dia, ulama yang masuk ke nu santara didominasi oleh ulama dari Timur Tengah.
"Tetapi, sesungguhnya ulama-ulama Uzbekistan telah memberikan kontribusi besar dalam peradaban Islam, termasuk di Nusantara," ujar Muchlis saat ditemui Re publika di sela-sela seminar bertema 'Jejak Ula ma Uzbekistan di Nusantara' di Bayt Al quran dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta, belum lama ini.
Dia mencontohkan, Imam Bukhari. Menurut dia, kitab karangan Imam Bukhari sangat popoler di Indonesia. Nama Bukhari juga kerap digunakan untuk menamai orang Indonesia karena pengaruh besar ulama Uzbe kistan itu. Begitu juga dengan nama Ibnu Sina juga sering digunakan untuk menamai bayi ataupun tempat.
"Orang kita yang nama Bukhari itu kan banyak sekali. Orang tidak sadar kalau itu sebenarnya berasal dari nama tempat di Uz bekistan," ucapnya.
Dia mengatakan, banyak jejak ulama Uzbekistan lainnya yang seakan hilang di nusan tara. Karena itu, melalui seminar tersebut pihaknya mencoba menemukan kembali jejak itu dan merangkai kembali hubungan yang ter putus. "Misalnya ada artefak makam seperti di Tuban itu Asmorokondi. Itu dari kata Samarkand. Itu yang diurai dalam seminar ini," kata Muchlis.