Selasa 12 Feb 2019 10:49 WIB

WNI di AS: Kami Takut Nyoblos, Pak!

TKN menjemput suara berlanjut ke Philadelphia, Amerika Serikat.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) menjemput suara berlanjut ke Philadelphia, Amerika Serikat (AS). Sekitar 4.000 Warga Negara Indonesia (WNI) di negara bagian tersebut disambangi konvoi TKN yang dipimpin mantan menteri perdagangan indonesia Muhammad Lutfi.

Dalam pertemuan di area McKean, Philadelphia selatan, WNI mengungkapkan kekhawatirannya menyalurkan suara dalam pilpres kali ini. Mereka mengaku membutuhkan jaminan keamanan para kandidat presiden dari ancaman-ancaman.

"Tolong yakinkan kami, apakah keamanan kami akan terganggu bila memilih Pak Jokowi? Karena kami merasakan ancaman, kami takut nyoblos, Pak," kata salah satu WNI yang telah lama menetap di Philadelphia, Aldo Siahaan, dalam keterangan resmi, Selasa (12/2).

Menanggapi pertanyaan tersebut, Muhammad Lutfi menjabarkan secara singkat sejarah penindakan keamanan di Indonesia di masa lalu. Khususnya, penindakan yang menyebabkan banyak etnis Tionghoa lari dari Indonesia pada 1998.

Selain itu, Lutfi juga menjelaskan situasi pengamanan di Indonesia saat ini. Salah satu misi Nawacita dari pasangan calon nomor urut 01, ia menyebutkan, perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga. 

Wakil Direktur Penggalangan Perempuan TKN Lathifa Al Anshori menambahkan, dalam strategi firehose of falsehood yang digunakan oleh lawan politik Jokowi ini, segmen minoritas juga diganggu secara tidak sadar. "Pemilu kali ini perang psikologi. Jadi tanpa disadari, sudah sejak lama Bapak dan Ibu dijejali informasi-informasi yang mampu melahirkan ketakutan tersebut," katanya.

Menurut survei yang dirilis Denny JA, persentase pemilih Jokowi-KH Ma’ruf Amin dari segmen minoritas mencapai 86,5 persen. Sebab, dia mengatakan, jumlah pendukung yang tinggi di segmen ini maka lawan politik sengaja ingin membuat pemilih merasa terancam hingga tak ingin ke TPS supaya suara Jokowi berkurang.

Keikut sertaan aktris Christine Hakim membuat masyarakat Indonesia di Philadelphia histeris dan bersuka cita. Agenda pertemuan yang berlangsung di hari minggu ini ditutup dengan menyanyikan lagu “Tanah Airku” dan “Indonesia Pusaka” yang menimbulkan haru di antara diaspora Indonesia di AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement