REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN— Pesawat nir-awak Israel menembakkan empat rudal ke dekat sebuah rumah sakit yang hancur dan pos pemantauan di Provinsi Quneitra, Suriah selatan, dekat perbatasan dengan Israel. Tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Sumber militer yang dikutip Kantor Berita Pemerintah SANA mengatakan Israel juga menghantam sejumlah situs di sepanjang desa perbatasan di dekat zona demiliterisasi 1974 di perbatasan Dataran Tinggi Golan, yang dengan dukungan Rusia, militer Suriah kembali mendapatkan kendali dari gerilyawan tahun lalu.
Saat ditanya mengenai serangan di Provinsi Quneitra, juru bicara militer Israel menolak berkomentar.
Media tersebut sebelumnya mengatakan situs-situs di Quneitra yang dihantam Israel berasal dari sejumlah tank artileri yang mengelilinginya.
Penduduk yang akrab dengan wilayah tersebut mengatakan situs tersebut ditargetkan jatuh ke dalam wilayah strategis yang dikenal sebagai "triangle of death", yang menghubungkan pedesaan Damaskus Selatan dengan Provinsi Deraa dan Quneitra.
Wilayah tersebut merupakan benteng milisi dukungan Iran yang dipimpin kelompok Hizbullah Lebanon.
Serangan rudal Israel itu bertepatan dengan Teheran merayakan peringatan 40 tahun jatuhnya rezim Shah sekaligus peringatan Revolusi Islam.
Menurut dua sumber intelijen Barat, dalam banyak kasus pengerahan anggota milisi di daerah tersebut sangat bergantung kepada perekrutan pemuda setempat.
Mereka mengatakan Hizbullah telah memperkuat front barunya di Suriah Selatan dan pengaruh Iran, yang sudah mendarah daging sejak kekalahaan kelompok Sunni, yang pernah didukung Washington, Yordania, dan negara-negara Teluk.
Israel gencar melakukan serangan di Suriah sebagai bagian dari upayanya untuk melawan pengaruh yang ditinggalkan Iran, yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang yang meletus pada 2011.
Kelompok Iran dan sejumlah kelompok dukungan Iran termasuk Hizbullah Lebanon, yang dikerahkan di Suriah kini mempertahankan kehadirannya di bekas daerah yang dikuasai gerilyawan dan wilayah yang direbut kembali dari ISIS di Suriah Timur.
Pada Januari, pesawat perang Israel menyerang lokasi yang menurut mereka sebagai gudang senjata Iran di Suriah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan meningkatkan perlawanannya terhadap pasukan yang didukung Iran di Suriah setelah penarikan pasukan AS dari Suriah.
Seorang pejabat Israel pada September mengatakan Israel telah melancarkan lebih dari 200 serangan terhadap sasaran Iran di Suriah dalam dua tahun terakhir.
Menjelang pemilu pada April, Israel semakin terbuka untuk melakukan serangan udara.