REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pertama kali mengenal Pulau Salah Nama, pelosok pulau yang terisolasi, Tim Aksi Cepat Tanggap Sumatra Selatan (ACT Sumsel) telah menaruh perhatian lebih terhadap kondisi penduduknya. Untuk yang kesekian kali, tim didatangkan untuk melakukan pendampingan anak-anak di pulau itu.
Kepala Cabang ACT Sumsel, Ardiansyah mengatakan program pendampingan sosial bukan yang pertama kali. Kegiatan itu dilatarbelakangi oleh minimnya akses pendidikan anak-anak di Pulau Salah Nama yang secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin.
"Anak-anak di sini sangat minim akses untuk sekolah, padahal kemauan untuk belajar mereka tinggi," ungkap Ardiansyah dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (15/2).
Sementara itu, Tim Kemitraam ACT Sumsel, Elly Sumantri, menyebut dalam jangka panjang ACT Sumsel berencana akan bantu memfasilitasi anak-anak Pulau Salah Nama demi menunjang pendidikan mereka.
Generasi muda ini jika ingin bersekolah harus menyeberangi Sungai Musi. Untuk melewatinya, tidak sedikit yang harus mengayuh perahu sendiri. ACT pun berinisiatif untuk menyediakan transportasi air berupa speedboat untuk mereka.
“Speedboat ini nantinya bisa juga difungsikan sebagai ambulans air bagi warga Pulau Salah Nama, sebab jarak pulau dengan rumah sakit cukup jauh jika apabila ditempuh melalui jalur darat di saat darurat,” ucap Elly.
Rasa syukur ketika mendengar niatan baik ACT Sumsel pun diutarakan oleh Ketua RT Salah Nama, Syahrul. Mewakili seluruh warganya, Syahrul berterima kasih atas kebaikan masyarakat Indonesia dan ACT, yang secara berkelanjutan memberikan perhatian terhadap kehidupan warga di kampungnya.
"Saya berharap semoga program yang telah dirancang oleh ACT dapat berjalan lancar," kata dia.