REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Komandan pasukan yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah pada Senin (18/2) meminta sekitar 1.000 hingga 1.500 pasukan internasional untuk tetap berada di Suriah. Permintaan tersebut bertujuan untuk membantu memerangi ISIS. Komandan itu juga berharap agar AS menghentikan rencana penarikan total pasukan dari sana.
"Kami ingin memiliki perlindungan udara, dukungan udara, dan pasukan di darat untuk berkoordinasi dengan kami," ujar Panglima tertinggi Syria Democratic Forces (SDF) yang dipimpin pejuang Kurdi, Mazloun Kobani kepada sejumlah wartawan yang melakukan perjalanan dengan militer AS. Mereka mengunjungi pangkalan udara di lokasi yang dirahasiakan di timur laut Suriah.
Penarikkan pasukan AS di Suriah telah menuai kritikan oleh sekutu di dalam dan luar neger. Menteri Pertahanan AS Jim Mattis pun memilih mundur karena menolak rencana tersebut.
Menurut Kobani, dengan bantuan AS, para pejuang yang dipimpin Kurdi siap untuk merebut pertahanan terakhir ISIS di Suriah timur.
Pada puncak kekuasaannya empat tahun lalu, ISIS menguasai sekitar sepertiga dari luas wilayah Irak dan Suriah. Menurut Kobani, ISIS masih memiliki ribuan pejuang yang sekarang tersebar di berbagai lokasi.
Karena itu Kobani menekankan pentinganya pasukan Amerika yang sekarang berjumlah lebih dari 2.000 di Suriah, untuk tetap tinggal. "Pasukan Amerika harus tetap berada di samping kita," kata Kobani melalui penerjemah.
Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Votel, yang juga sebagai kepala Komando Pusat telah berbincang dengan Kobani dalam kunjungan ke pangkalan militer itu. Votel mengatakan, ia masih melaksanakan perintah Trump untuk penarikan pasukan AS sepenuhnya.
"Kami tentu mengerti apa yang mereka ingin kami lakukan, tetapi tentu saja itu bukan jalan yang kita lalui pada titik tertentu ini," kata Votel.
Ditanya tentang diskusi apa pun tentang keberadaan berkelanjutan AS di Suriah, Votel mengatakan, "Jadi diskusi itu sebenarnya bukan tentang pasukan AS tinggal di sini. Kami telah melihat secara potensial apa yang dapat dilakukan oleh koalisi (pasukan) di sini."
Seorang saksi mata Reuters mengatakan, ada pertempuran pada Senin (18/2) oleh pasukan ISIS yang terlihat berjalan-jalan di lingkungan terakhir mereka di desa Baghouz.
Komandan SDF mengatakan, kehadiran warga sipil di antara para militan memaksa pejuang mereka untuk melanjutkan misis dengan sangat hati-hati. Kobani juga berterima kasih kepada Trump karena secara terbuka menyatakan niatnya untuk melindungi SDF. "Saya ingin dia menghayati kata-katanya," kata Kobani.