Jumat 22 Feb 2019 08:02 WIB

Perempuan Indonesia Miliki Peluang Sama untuk Maju

Perempuan Indonesia bisa melakukan banyak profesi seperti halnya pria.

 Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam diskusi rutin yang digelar Gerakan Ini Kerjaku di Jakarta.
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam diskusi rutin yang digelar Gerakan Ini Kerjaku di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak hal yang bisa dilakukan perempuan Indonesia saat ini. Pemerintahan Presiden Joko Widodo pun mempunyai komitmen kuat memberikan kesempatan luas bagi perempuan di negeri ini untuk tampil ke depan.

Hal itu disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam diskusi rutin yang digelar Gerakan Ini Kerjaku di Jakarta, Kamis malam. Diskusi mengambil tema 'Sudah Saatnya Perempuan Menjadi Tangguh!'. "Banyak hal yang bisa dilakukan perempuan-perempuan hebat Indonesia, tidak lihat umur atau muda," ujar Puan.

Komitmen kuat pemerintah itu, Puan pertama menyontohkan kondisi di Kabinet Kerja. Dari 34 menteri, kini ada delapan menteri perempuan. Bahkan dirinya bisa menjabat sebagai menteri koordinator yang membawahi delapan kementerian strategis "Saya menko paling muda di kabinet," ujar Puan. "Mimpi bisa terjadi, tidak lagi melihat umur dan gender."

Banyak pengalaman menarik Puan sebagai menko. Ia harus mengoordinasikan delapan kementerian agar tidak berjalan sendiri-sendiri. Banyak dinamika yang terjadi seperti pengalaman mengawal perdebatan antarkementerian dalam ruang rapat.

Puan menjaga agar perdebatan itu hanya boleh terjadi di ruang rapat. Bila sudah melangkah keluar ruang rapat, maka semua kementerian harus mempunyai sikap yang sama sesuai hasil rapat. "Debat di ruang rapat, kalau ada hal yang berbeda, itu hal biasa. Tak ada yang tahu kan soal itu," kata dia.

Perempuan, ujar Puan, memiliki peran penting. Ia menyontohkan program-program atau kegiatan di bawah koordinasinya yang berjalan baik berkat dikawal perempuan. Seperti program hidup bersih di Suku Asmat, Papua, di mana perempuan biasanya lebih tahan lama kalau ditempatkan di sana untuk menjalankan program tersebut.

Begitu pula ketika menangani korban bencana gempa di Sulawesi Tengah tahun lalu. Perempuan terbukti lebih pandai mendampingi korban bencana yang mayoritas terdiri dari perempuan dan anak-anak. "Misalnya, perempuan lebih seru bercerita ketika mendampingi anak-anak korban gempa," ujar putri Presiden RI ke-5 ini.

photo
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dalam diskusi rutin yang digelar Gerakan Ini Kerjaku di Jakarta

Selain menghadirkan Menko PMK, Diskusi Rutin Kamis Kerja ini juga diramaikan empat perempuan muda lainnya sebagai pembicara. Mereka adalah Helga Angelina (entrepreneur muda), Angie Rassly (beuaty preneur), Liana Saputri (pembalap), dan Athira Farina (pilot). Gerakan Ini Kerjaku digagas oleh Rosan Roslani.

Ketika menceritakan pengalamannya, Helga mengakui pemerintahan sekarang banyak membantu berkembangnya wiraswasta muda. Pemerintah membuat banyak inkubator bisnis. "Sebagai perempuan entrepreneur, kita mudah untuk mendapatkan mentor," ujarnya.

"Kita memang membutuhkan modal, tapi kita juga memerlukan pengetahuan untuk mengembangkan bisnis. Itu semua mudah sekali kita dapatkan di era Jokowi." kata Helga menambahkan.

Sebagai pilot private jet, Athira mengatakan, perempuan mempunyai kesempatan yang sama dengan pria untuk menjalani profesi apa saja termasuk pilot. Melihat pengalamannya saat bersekolah pilot, tak ada perbedaan perlakuan antara pria dan perempuan. "Pada saat sekolah, di simulator, tidak ada perbedaan," ujarnya menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement