Rabu 27 Feb 2019 11:19 WIB

Taliban dan Utusan AS Hampir Capai Kesepakatan

Taliban ingin pasukan AS hengkang dari Afghanistan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Taliban sedang berjaga-jaga di Bamiyan, Afghanistan.
Foto: ap
Tentara Taliban sedang berjaga-jaga di Bamiyan, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Taliban dan utusan perdamaian Amerika Serikat hampir mencapai kesepakatan tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Hal ini disampaikan juru bicara Taliban di tengah putaran baru pembicaraan dengan Amerika.

Juru bicara, Suhail Shaheen mengatakan, kesepakatan itu juga akan mencakup jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan lagi sebagai sasaran untuk serangan anti-Amerika.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan pada hari kedua perundingan di ibu kota Qatar, Doha dengan utusan AS, Zalmay Khalilzad yang telah berusaha menegosiasikan resolusi perang 17 tahun di Afghanistan. Perang ini merupakan yang terpanjang bagi Amerika.

"Jika kami tidak mencapai solusi dalam putaran pembicaraan ini, maka kami akan di putaran berikutnya, tetapi itu adalah target kami," kata Shaheen.

Ia mengatakan, pihak-pihak dalam pembicaraan untuk saat ini berpegang teguh pada dua agenda. Pertama jaminan penarikan pasukan AS dan kedua tidak ada lagi serangan di Afghanistan.

Taliban, menolak untuk berbicara dengan pemerintah di Kabul, dan menggambarkannya sebagai boneka AS. Mereka telah lama menuntut pembicaraan langsung dengan Amerika,

Washington awalnya menghindar melakukan pembicaraan langsung. Kemudian sikap AS berubah. Khalilzad tiba pada Senin untuk pembicaraan.

Taliban yang dianggap menyembunyikan Alqaidah dan pemimpinnya Usamah bin Laden, memerintah Afghanistan sebelum pasukan AS menyerbu pada Oktober 2001. Taliban juga telah kembali dalam beberapa tahun terakhir, dan melakukan serangan hampir setiap hari pada pasukan keamanan Afghanistan.

Presiden AS, Donald Trump telah menyatakan frustrasi atas konflik yang berkepanjangan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement