REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia terus berupaya mendorong pemerataan penyaluran pupuk di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang tahun lalu, perseroan telah menyalurkan 9,34 juta ton pupuk.
Guna memastikan ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, distributor pupuk bersubsidi wilayah Jawa Barat menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli dengan para pemilik kios. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, bertempat di Purwakarta.
Sebanyak 24 distributor dan 476 kios yang berlokasi di Purwakarta, Subang, Karawang dan Bandung ini merupakan distributor yang berada di bawah koordinasi anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik. Adapun total jumlah distributor di wilayah Jabar adalah sebanyak 131 distributor dan 3.807 kios resmi pupuk bersubsidi.
“Penyaluran pupuk bersubsidi harus sesuai dengan prinsip 6 Tepat sehingga ketersediaan pupuk tetap terjaga,” kata Edhy melalui keterangan pers, Rabu (27/2).
Tercatat, sepanjang tahun 2018 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi dengan total 9,34 juta ton hingga ke pelosok Nusantara. Berbagai upaya Pupuk Indonesia lakukan sehingga pupuk dapat diterima oleh petani dan penyalurannya dapat berjalan dengan optimal.
Pupuk Indonesia menetapkan stok sebesar dua kali lipat dari ketentuan tersebut atau mencukupi kebutuhan pupuk sebulan ke depan, stok tersebut melebihi Permentan yang menetapkan kebutuhan pupuk harus terjaga untuk dua minggu ke depan. Upaya ini dilakukan agar kelangkaan pupuk tidak terjadi dan petani dapat dengan mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi.
Tercatat per 26 Februari 2019, stok pupuk bersubsidi Nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di Kabupaten) yaitu dengan total sebanyak 1,26 juta ton atau 3 (tiga) kali stok minimum yang telah ditentukan. Dengan jumlah stok tersebut, hingga 24 Februari 2019 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.363.431 ton ke seluruh pelosok negeri. Rinciannya, 641.694 ton Urea, 144.227 ton SP-36, 137.035 ton ZA, 355.315 ton NPK, dan 85.159 ton Organik.
Sedangkan untuk wilayah Jawa Barat sendiri yaitu sebesar 211.788 ton. Rinciannya, 101.006 ton Urea, 31.808 ton SP-36, 10.896 ton ZA, 60.121 ton NPK, dan 7.958 ton Oragnik.
Upaya lain juga dilakukan melalui optimalisasi distribusi yaitu dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan juga memperkuat armada transportasi darat dan laut. “Kami berharap kerjasama yang terjalin dapat terus ditingkatkan lagi dan kami akan selalu berupaya meningkatkan pelayanan kami terutama bagi para petani dalam rangka menjaga ketahanan Pangan Nasional,” tutup Aas.