REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pidato politiknya setelah ditunjuk sebagai pemimpin pemenangan Partai Demokrat, tak sekalipun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut nama Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dalam pidato politik yang berdurasi sekitar 30 menit itu, AHY justru hanya memberikan rekomendasi kepada presiden terpilih dalam Pemilu 2019 tanpa menyebut nama capres dan cawapres yang diusung partainya.
Pidato berjudul Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia mendatang itu dibacakan secara lugas oleh AHY. Tiga hal pokok yang dia sampaikan pada Jumat (1/3) itu di antaranya tantangan Indonesia 2019-2024 dalam perspektif dunia internasional dan nasional, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat, serta ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.
"Nasib dan masa depan sebuah negara ditentukan oleh bangsa itu sendiri. Makin kokoh persatuan kita, makin cepat kita mencapai kejayaan bangsa," kata dia dalam pidato politiknya di Djakarta Theater, Jumat (1/3).
Sebelum pidato dimulai, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, penunjukan AHY sebagai pemimpin pemenangan partainya dalam Pemilu 2019, bukan untuk pemenangan Prabowo-Sandiaga. Tugas AHY memang demi efektivitas jalannya proses di internal partai untuk perolehan suara di legislatif.
Akan tetapi, Hinca menjelaskan, posisi Demokrat pada Prabowo-Sandi sama sekali tak berubah. "Kader terbaik Partai Demokrat sudah kami kirim ke BPN, saya sendiri adalah wakil ketua pemenangan itu," ungkap dia.
Menurut Hinca, urusan tentang Pilpres sudah diselesaikan dan berjalan sesuai rencana. Yang dilakukan Partai Demokat saat ini, hanya untuk internal.