REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) membenarkan kabar penangkapan pengguna narkoba dengan inisial AA di salah satu hotel di Jakarta Barat (Jakbar). Namun, Mabes Polri tak menyebutkan inisial tersebut merupakan salah satu politikus dari partai politik tertentu.
Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyampaikan, tim narkoba Bareskrim Polri melakukan penangkapan terhadap AA. Dia mengatakan, penangkapan dilakukan di salah satu kamar hotel pada Ahad (3/3) malam.
“Benar di kamar tersebut adalah saudara AA,” kata dia dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/3).
Ia menerangkan kepolisian memastikan AA positif menggunakan narkoba jenis sabu. “Kami (Kepolisian) sudah melakukan tes urine, dan saudara AA positif mengandung amfetamin atau jenis sabu,” begitu kata Iqbal.
Politikus Partai Demokrat Andi Arief di dalam tahanan setelah diamankan oleh petugas Polda Metro Jaya. Namun, polisi menyatakan informasi yang beredar di pemberitaan, media sosial, dan grup-grup whatsApp, belum tentu pasti kebenarannya. (Istimewa)
Saat ini, AA dalam penahanan di Bareskrim Polri. Namun, Iqbal menegaskan, status AA sebagai terperiksa. Penyidik di Baresmkrim Polri, kata Iqbal, menyertakan beberapa saksi-saksi dalam pemeriksaan tersebut.
Iqbal juga menegaskan, tertangkap AA sampai saat ini masih dalam pemeriksaan dan identifikasi personal. “Sampai saat ini komunikasi dengan Bareskrim Polri, belum ditemukan fakta-fakta kuat apakah saudara AA terkait kelompok atau mafia yang mana,” terang Iqbal.
Semula, penangkapan pengguna narkoba di Jakbar adalah salah satu politikus dari partai tertentu. Beredar kabar, AA adalah wakil dari sekertaris jenderal dari salah satu partai politik pendukung pasangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun, Iqbal menegaskan, informasi yang beredar di pemberitaan, media sosial, dan grup-grup whatsApp, belum tentu pasti kebenarannya. “(Lewat konfrensi pers ini) saya ingin menyampaikan informasi yang akurat. Yang lain belum tentu akurat. Karena ada narasi-narasi dan laporan-laporan yang sudah kemana-mana, dan belum tentu benar,” ujar Iqbal.