REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi ingin suatu saat sepakbola Indonesia menggunakan teknologi video assistant referee (VAR) suatu saat nanti. Keinginan tersebut ia utarakan setelah meninjau jalannya pertandingan Bandung Premier League (BPL) di Inspire Arena, Bandung, beberapa waktu lalu.
Saat mengunjungi lokasi penyelenggaraan, Imam mendapatkan penjelasan berbagai hal tentang pengelolaan dan pengembangan liga komunitas terbesar itu oleh CEO BPL, Doni Setiabudi yang lebih akrab dengan panggilan Jalu. "Ternyata VAR murah, hanya 25 juta, tetapi akurasinya membuat tingkat kepercayaan semua pihak terhadap putusan wasit sangat tinggi, saatnya semua liga di Indonesia pakai VAR," kata Imam dalam keterangan yang diterima Republika, Selasa (5/3).
Menurutnya, penggunaan VAR saat perhelatan akbar Piala Dunia lalu memang dinilai membantu wasit dalam menentukan putusan akibat keterbatasan penglihatan dan lain sebagainya. Sisi yang paling positif, lanjutnya, dapat mengiringi kemajuan teknologi yang pesat dan berbanding lurus dengan tingkat kepercayaan manusia terhadap hasil dari teknologi tersebut.
"Pak Menteri, dampak yang paling kami rasakan adalah dengan VAR tingkat keributan atas putusan wasit turun drastis 85-90 persen, karena rata-rata para pemain tidak protes jika wasit putuskan sesuatu krusial dengan melihat VAR, artinya ada kepercayaan," ujar Jalu, CEO BPL.
Demikian pula pernyataan wasit, asisten wasit, dan hakim garis yang sedang bertugas sebagai pengadil di lapangan. Mereka sepakat bahwa VAR sangat membantu pada saat wasit harus mengambil putusan pada pelanggaran-pelanggaran yang krusial.
"VAR sangat membantu kami dan kepercayaan terhadap akurasi tinggi sehingga apa pun yang diputuskan dapat diterima," kata Purwanto, salah satu wasit.