REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grab Holdings Inc (Grab) mengumumkan telah mendapat suntikan modal sebesar 1,46 miliar dolar AS atau setara Rp 20,56 triliun dalam pendanaan seri H dari Soft Bank Vision Fund. Grab menyatakan, investasi tersebut akan digunakan ekspansi bisnis Grab Food.
Presiden Grab, Ming Maa di Jakarta, Rabu (6/3), mengatakan, sebagian besar investasi yang telah dikantongi Grab sejauh ini akan digunakan di Indonesia. Hal itu seiring dengan posisi Grab yang saat ini memimpin layanan transportasi daring dengan pangsa pasar 60 persen di roda dua dan 70 persen pada roda empat.
“Grab akan menggunakan pendanaan ini untuk mempercepat perluasan Grab Food, Grab Express serta menjalankan bisnis layanan baru di Indonesia,” katanya.
Ming Maa mengatakan, Grab merupakan bagian dari ekosistem pembayaran digital terbesar di Indonesia melalui kerjasama dengan Tokopedia dan OVO. Saat ini, Grab Food juga tengah berkembang pesat di Indonesia.
Co-Founder dan CEO Grab, Anthony Tan, menambahkan, pada tahun 2017, Grab Food hanya terdapat di 13 kota/kabupaten di Indonesia. Memasuki 2018, Grab Food berkembang pesat dengan beroperasi di 178 kota/kabupaten Indonesia dengan volume pengiriman meningkat 10 kali lipat.
“Saat ini tidak kurang dari lima juta wirausahawan skala mikro berjualan lewat Grab Food,” ucap Anthony.
Ia mencatat, pendapatan Grab Food sepanjang 2018 terus mengalami peningkatan hingga 45 kali lipat. Peningkatan itu juga berbanding lurus pasca Grab Holiding Inc melakukan akuisisi Uber pada tahun lalu.
Ekosistem Grab, kata dia, juga tumbuh secara signifikan melalui kerja sama dengan pemimpin industri global. Seperti misalnya Toyota, Hyundai, Microsoft, dan Mastercard. Selain itu, Anthony menyatakan pihaknya pun menjalin kemitraan dengan para pemimpin industri nasional di Indonesia seperti Bank BTN, Bank Mandiri, dan OVO.
Ke depan, ia memaparkan tiga strategi utama Grab untuk mengembangkan bisnis ekosistem teknologi transportasi daring. Pertama, lewat pengembangan UMKM. Kedua, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi. Ketiga, secara masif membantu pengembangan perusahaan rintisan atau start up di Indonesia.
“Kita juga bekerja sama dengan Kementerian Periwisata. Kita bantu wirausahawan di destinasi wisata untuk ikut bisa mengembangkan industri pariwisata seperti keinginan pemerintah Indonesia,” kata dia.
Sebelum Grab mengumumkan telah menerima investasi sebesar Rp 20,56 triliun dari SoftBank Vision Fund, pesaingnya, Gojek juga menyatakan telah mendapat suntikan modal sebesar Rp 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,4 triliun dari Astra International. Investasi tersebut merupakan pendanaan seri F yang akan diberikan melalui perusahaan patungan atau joint venture yang dibentuk oleh kedua perusahaan.