REPUBLIKA.CO.ID, GREENLAND – Studi baru menyimpulkan hujan yang kini semakin sering terjadi di Greenland mempercepat pencairan es di wilayah tersebut.
Beberapa ilmuwan heran karena hujan terus turun. Bahkan di tengah musim dingin artik.
Saat ini, lapisan es Greenland sedang dipantau sebab menahan air beku dalam jumlah besar.
Jika semua es tersebut mencair, peningkatan ketinggian permukaan laut sampai tujuh meter akan terjadi sehingga mengancam pusat populasi pesisir di dunia.
Dilansir BBC, Selasa, (13/2), para ilmuwan mempelajari berbagai foto lempengan es dari satelit yang memperlihatkan area terjadinya pencairan es.
Kemudian, semua foto tersebut dikombinasikan dengan data yang dikumpulkan dari 20 stasiun cuaca otomatis yang merekam waktu terjadinya hujan.
Hasil temuan itu lalu dipublikasikan ke dalam jurnal The Cryosphere. Temuan tersebut menunjukkan, meski di masa-masa awal penelitian hujan terjadi dua kali selama musim dingin.
Lebih dari 300 kejadian pada 1979 sampai 2012, peneliti menemukan, hujan memicu pencairan es.
Sebagian besar pencairan terjadi pada musim panas, saat temperatur udara mencapai angka di atas nol derajat.
Penulis utama penelitian tersebut yakni Dr Marilenan Oltmanns dari pusat penelitian laut Geomar di Jerman mengaku terkejut terjadi hujan di musim dingin.
"Ini masuk akal sebab kami melihat adanya aliran udara hangat yang naik dari selatan, tapi tetap saja mengejutkan saat menyadari itu berhubungan dengan turunnya hujan," jelasnya.
Peneliti lain dalam studi itu yakni Prof Marco Tedesco dari Columbia University di New York menilai, peningkatan aktivitas hujan berdampak penting.
"Ini membuka pintu ke suatu dunia yang amat penting untuk dipelajari," ujarnya.
Ia menuturkan, meski hujan turun di musim dingin lalu menyebabkan pencairan es namun akan kembali membeku.
Hujan tersebut mengubah karakteristik permukaan lapisan es,membuatnya lebih halus dan gelap dan dipersiapkan agar pencairan es lebih cepat saat musim panas datang.