Selasa 12 Mar 2019 13:33 WIB

Ekonom IMF: Kapitalisme Terancam

Kapitalisme gagal memberikan kesempatan kepada masyarakat luas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
 Aksi unjuk rasa anti-kapitalisme
Aksi unjuk rasa anti-kapitalisme "Blockupy" di depan kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Sabtu (8/6). (Reuters/Ralph Orlowski)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan gubernur bank sentral India Raghuram Rajan memperingatkan kapitalisme sedang dalam ancaman serius. Dalam wawancaranya dengan stasiun radio BBC Radio 4 Rajan mengatakan kapitalisme gagal memberikan kesempatan kepada masyarakat luas.

"Ketika itu terjadi banyak revolusi terhadap kapitalisme," kata Rajan kepada BBC, Selasa (12/3).

Baca Juga

Rajan mengatakan dalam memutuskan kebijakan perekonomian pemerintah tidak akan bisa mengabaikan ketidaksetaraan. Rajan mantan gubernur bank sentral India dan juga mantan ekonom Dana Moneter Internasional (IMF).

Raja dianggap kandidat yang paling kuat menggantikan Mark Carney sebagai gubernur Bank of England. "Saya pikir kapitalisme sedang dalam ancaman serius karena telah berhenti memberikan kesepakatan untuk orang banyak, dan ketika itu terjadi, banyak revolusi menentang kapitalisme," katanya.

Rajan mengatakan di masa lalu kelas menengah dapat memiliki pekerjaan dengan 'pendidikan yang cukup'. Tapi lanskap global berubah setelah krisis finansial tahun 2008 dan menyebabkan penghematan besar-besaran.

"Sekarang jika Anda ingin sukses Anda butuh pendidikan yang sangat bagus," kata Rajan.

Menurut Rajan, komunitas yang paling terpukul oleh kekuatan perdagangan global dan informasi global cenderung komunitas yang kualitas sekolahnya memburuk, angka kejahatannya meningkat, dan penyakit sosial juga meningkat. Mereka juga tidak mampu mempersiapkan anggota mereka menghadapi ekonomi global.

S&P Global Ratings melaporkan kredit global masih memburuk. Utang dunia naik 50 persen sejak krisis global 2008. Laporan itu menyebutkan sejak krisis itu utang pemerintah naik 77 persen sementara perusahaan swasta naik 51 persen.

Namun, para analis berpendapat penurunan perekonomian selanjutan tidak akan separah 2008. Rajan yakin kapitalisme kian memburuk karena tidak dapat memberikan kesempatan yang setara.

"Tidak menyediakan kesempatan yang setara dan faktanya orang-orang yang terjatuh masuk dalam situasi yang jauh lebih buruk," kata Rajan.

Rajan menambahkan rezim otoritarian akan tumbuh 'ketika semua alat produksi menjadi milik negara atau sosialis'. Ia mengatakan dibutuhkan keseimbangan karena tidak bisa dipilih salah satunya.

"Yang diperlukan adalah meningkatkan kesempatan," kata Rajan.

Dalam membahas situasi ekonomi global, Rajan yang kini profesor di University of Chicago menggarisbawahi tantangan dalam membuat batasan dalam perdagangan barang. Jika satu negara membatasi perdagangannya maka negara yang lain juga akan melakukan hal yang sama.

"Jika Anda meletakkan penghalang, maka mereka akan memasang penghalang untuk barang Anda, bagaimana caranya Anda dapat mempertahankan arus barang melewati perbatasan ketika Anda harus mengirimkannya," kata Rajan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement