Senin 18 Mar 2019 08:32 WIB

DMI Luncurkan Program 1 Kelurahan 1 Remaja Masjid

DMI bekerja sama dengan masjid-masjid ini.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Hasanul Rizqa
Plt Sekjen PP Dewan Masjid Indonesai (DMI) Arief Rosyid memberikan sambutan pada acara soft-launching 1 Keluarahan 1 Remaja Masjid di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (17/3).
Foto: Republika/Prayogi
Plt Sekjen PP Dewan Masjid Indonesai (DMI) Arief Rosyid memberikan sambutan pada acara soft-launching 1 Keluarahan 1 Remaja Masjid di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Regenerasi remaja masjid di seluruh Indonesia perlu menjadi perhatian bersama umat Islam. Sebab, kaum muda merupakan motor penggerak perubahan di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan juru bicara Dewan Masjid Indonesia Muhammad Novar Akbar. Menurut dia, banyak masjid di Tanah Air yang telah menghadirkan metode bagus terkait regenerasi remaja masjid. Untuk menyebutkan beberapa contoh saja, di antaranya adalah Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta (Riska), Masjid Cut Mutia Jakarta (Ricma), Masjid Al Azhar Jakarta (YISC Al-Azhar) dan Masjid At-Tin Jakarta (Prisma At-Tin). Di luar Jakarta, ada misalnya Masjid Al Latif di Bandung dengan komunitas Pemuda Hijrah dan Masjid Jogokaryan di Yogyakarta.

Baca Juga

Untuk lebih menggiatkan remaja masjid di seluruh Tanah Air, DMI meluncurkan program yang bertajuk "Satu Kelurahan, Satu Remaja Masjid." Pihaknya bekerja sama dengan lembaga remaja masjid dari keempat rumah ibadah tersebut.

"Kita ingin yang namanya setiap satu kelurahan itu punya minimal satu (lembaga) remaja masjid yang bagus seperti, sebut saja, remaja Masjid Agung Sunda Kelapa, Masjid Cut Mutia, Masjid Al Azhar, dan At-Tin," kata ketua penyelenggara soft launching "1 Kelurahan 1 Remaja Masjid" Muhammad Novar Akbar kepada Republika.co.id, Ahad (17/3).

"Jadi, kita punya cita-cita semua pemuda atau remaja Islam itu bisa kembali atau menghidupkan dan memakmurkan masjidnya kembali," sambung dia.

Novar menyebutkan, begitu banyak remaja Muslim di seluruh Indonesia yang potensinya bisa dimanfaatkan melakukan regenerasi memakmurkan masjid. Namun, dia menilai, masih banyak lembaga pemuda yang belum mengetahui bagaimana cara regenerasi tersebut sehingga mengalami keberlanjutan.

Novar juga memandang, studi banding yang telah dilakukan ke masjid-masjid yang dinilai lebih baik juga perlu diterjemahkan ke dalam langkah dan strategi konkret selanjutnya.

"Jadi banyak banget remaja masjid itu yang pusing atau masih kurang dalam hal meregenerasi atau manajemen dalam organisasi remaja masjid. Dan itulah yang kita harapkan kita bisa membantu dalam hal tersebut," katanya.

"Kenapa ada gerakan ini? Karena diharapkan nantinya daerah lain pun punya seperti halnya Pemuda Hijrah, Riska, Ricma, Prisma dan seperti gerakan Masjid Jogokaryan yang remaja masjidnya menjadi percontohan," tutur dia.

Dalam program ini, DMI memilih satu remaja dari lima wilayah DKI Jakarta. Nantinya kelima calon kader ini yang akan diberikan pelatihan oleh DMI yang bekerja sama dengan empat organisasi masjid yang manajemennya sudah berjalan lebih baik.

"Jadi programnya lebih ke pendampingan.Teman-teman yang sudah besar ini, seperti Riska, Ricma, Al Azhar dan Prisma At Tin karena mereka sudah besar maka menjadi pendamping untuk teman yang ingin atau mau membuat remaja masjid yang baru," katanya.

Pelatihan yang diberikan meliputi soal bagaimana memunculkan potensi sumber daya manusia (SDM) serta membuat manajemen organisasi yang bagus untuk remaja masjid. Selain itu, pembahasan juga seputar konten dan pendanaan.

DMI nantinya akan mengevaluasi setiap tiga bulan sekalai bagaimana program pendampingan itu berjalan. Jika nantinya lima remaja terpilih itu sukses atau mencapai target pelatihan, maka DMI akan mencari masjid lainnya yang perlu dibantu dalam membentuk organisasi remaja masjid.

"Nanti kita bikin yang namanya setiap orang atau masyarakat Indonesia itu bisa mengisi formuli untuk minta bantuan pendampingan remaja masjid atau pemuda masjid. Itu akan kita support langsung dan itu akan kita pegang datanya," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement