REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK— Sebanyak 25 santri Pesantren Girikesumo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah mendapatkan pelatihan dan bimbingan teknis program santripreneur. Ini sebagai upaya mendorong kemandirian ekonomi dan finansial pondok pesantren,
Pelatihan dan bimbingan teknis yang digelar Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian ini berlagsung mulai 19 hingga 23 Maret 2019, di Pondok pesantren Girikesumo.
“Selama lima hari, para santri akan dilatih skill perbengkelan roda dua serta kewirausahaan,” ungkap Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Ditjen IKMA, Endang Suwartini, Rabu (20/3).
Dewasa ini, kata Endang, pesantren tidak lagi merupakan wilayah pendidikan yang hanya mencakup pendidikan agama dan pendidikan akhlak saja. Namun seiring dengan kebutuhan zaman, pesantren juga mengupayakan pendidikan formal sampai dengan pendidikan kewirausahaan.
Sebagai salah satu langkah untuk memajukan wirausaha di kalangan pesantren, pemerintah melalui Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian menyelenggarakan bimbingan teknis penumbuhan wirausaha industri pondok pesantren di beberapa daerah melalui Program Santripreneur.
Melalui program ini, diharapkan akan bisa menumbuhkan pioner- pioner wirausahawan yang berasal dari kalangan santri, alumni santri ataupun masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pesantren.
“Kali ini Ditjen IKMA menggelar bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan rerbengkelan roda dua di Pondok Pesantren Girikesumo, Kecamatan Mranggen,” ungkapnya.
Kegiatan untuk memacu tumbuhnya wirausaha industri di lingkungan pondok pesantren ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mendorong pesantren dalam membangun eksistensinya.
Pondok pesantren yang di dalamnya tumbuh jiwa-jiwa kewirausahaan merupakan landasan dasar bagi pondok pesantren untuk menuju institusi yang mandiri secara ekonomi maupun secara finansial.
“Karena lngkungan pesantren maupun para santri yang ada di dalamnya, merupakan potensi yang dapat dikembangkan dan diberdayakan melalui stimulus yang tepat guna dan tepat sasaran,” lanjut Endang.
Dia juga menjelaskan peserta bimbingan teknis sebanyak 25 orang merupakan santri yang berasal dari pondok pesantren, yang diproyeksikan akan menjadi wirausaha yang mandiri dan dapat menjadi pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha.
Selain pelatihan dan bimbingan teknis, fasilitasi mesin/ peralatan juga diberikan kepada pondok pesantren, dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan sebagi unit bisnis yang baru dari pondok pesantren.
“Bantuan mesin yang diberikan berupa dua unit Kompressor, dua unit scanner injection, dua unit charger accu, dua unit mesin nitrogen, dua unit genset, dua unit bike lift, dua unit mesin pembuka ban dan dua unit drawer tool set,” jelasnya.
Endang juga mengungkapkan, Program Santripreneur terus digalakkan Ditjen IKMA, yang hingga kini telah membina sebanyak 24 pondok pesantren dengan lebih dari 3.000 santri telah diberikan pelatihan produksi serta motivasi kewirausahaan.
“Lingkup pembinaannya diantaranya pelatihan/ bimbingan teknis produksi dan fasilitasi mesin/ peralatan di bidang: perbengkelan roda dua, perbengkelan las, konveksi, kerajinan, pengolahan roti, pengolahan kopi, daur ulang sampah, produksi garam yodium, pengolahan air minum, dan produksi pupuk organik cair,” tambahnya.
Kepala Kepesantrenan Pondok Pesantren Girikesumo, Hanif Maemun Lc menyambut baik pelaksanaan Program Santripreneur berupa bimbingan teknis dan fasilitasi bantuan mesin/ peralatan ini.
Karena dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pesantren, khususnya Girikesumo.
“Selain itu, melalui usahanya nanti, para santri diharapkan juga berguna bagi masyarakat dalam menumbuhkan perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Demak,” jelasnya.