REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk mentargetkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Power Indonesia yang berada di Kalimantan akan selesai pada Juli 2019 ini. Presiden Direktur Adaro Energy, Gharibaldi Tohir menjelaskan proyek berkapasitas 2 x 100 MW tersebut akan menambah elektrifikasi Kalimantan.
Boy, sapaan akrab Garibaldi menjelaskan pada Juli mendatang unit 1 PLTU TPI akan selesai dibangun. Untuk comissioning date atau beroperasi penuh ditargetkan akan mulai Agustus 2019.
"Tahun ini PLTU Tanjung akan beroperasi. Insyaallah Juli sudah selesai pembangunan, Agustus lah sudah operasi penuh," ujar Boy kepada Republika, Ahad (24/3).
Proyek dengan nilai investasi sebesar 545 juta dolar AS ini memang merupakan salah satu fokus Adaro selama dua tahun terakhir ini. Selain bisa menambah elektrifikasi wilayah Kalimantan, Boy mengatakan proyek ini merupakan salah satu proyek hilirisasi yang paling ekonomis bagi perusahaan.
Sembari menyelesaikan proyek PLTU TPI, Adaro kata Boy juga mengebut proses pembangunan PLTU Batang yang ada di Jawa Tengah. Proyek PLTU Batang ditargetkan akan mulai beroperasi semester pertama tahun 2020.
"Saat ini progressnya sudah 70 persen untuk yang PLTU Batang. 2020 insyaallah sudah bisa beroperasi," ujar Boy.
PLTU Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang berada di Batang ini berkapasitas 2x1000 MW. Nilai investasi mega proyek itu mencapai 4,2 miliar dolar. Proyek PLTU Batang ini juga merupakan salah satu proyek dari keseluruhan program 35 GW.
Adanya dua PLTU baru membuat PT Adaro Power memilliki pipeline tiga pembangkit listrik dengan total daya 2.260 MW. Yang pertama PLTU dengan daya 2x30 MW telah beroperasi.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengatakan pasokan kapasitas PLN akan mulai meningkat pada 2020 mendatang. Direktur Pengadaan Korporat, Syofvi Felianty Roekman mengatakan setidaknya ada 10 ribu MW jumlah proyek yang akan beroperasi pada 2020 mendatang.
"Signifikan paling banyak masuk pada tahun 2020, diperkirakan 10.000 MW lebih," ujar Syofvie.
Peningkatan kapasitas pembangkit pada 2020 ini memang kata Syofvi dilakukan PLN karena memprediksi kenaikan demand konsumsi dan kebutuhan lstrik yang akan naik pada 2020 mendatang. Selain perkembangan industri mulai masifnya penggunaan kendaraan listrik juga diperkirakan membutuhkan pasokan kapastas listrik yang cukup besar.
"2020 akan banyak proyek industri yang berjalan. Juga soal meningkatnya penggunaan mobil listrik," ujar Syofvie.