REPUBLIKA.CO.ID, BAGHOUZ— Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat menyatakan ISIS (Daesh) telah dikalahkan di wilayah terakhirnya di Baghouz di Suriah dan mengumumkan akhir dari "kekhalifahan" di kawasan yang mereka klaim terbentang sepertiga di Irak dan Suriah.
Melalui cuitannya di Twitter, Kepala Kantor Media SDF, Mustafa Bali, menulis bahwa SDF menyatakan penghapusan total yang disebut kekhalifahan itu.
"Baghouz sudah dibebaskan. Kemenangan militer terhadap Daesh telah dicapai," tulisnya.
SDF telah bertempur untuk merebut Baghouz di perbatasan Irak selama beberapa pekan.
"Kami perbarui janji kami untuk meneruskan perang dan mengejar para petempur IS hingga penghapusan penuh," tulisnya.
Kendati kekalahan ISIS di Baghouz mengakhiri cengkeraman kelompok itu atas negara kuasa jihadis yang mengangkangi Suriah dan Irak dan dideklarasikan pada 2014, kelompok tersebut masih merupakan ancaman.
Sebagian para petempurnya masih bersembunyi di daerah padang pasir terpencil di Suriah dan di kota-kota Irak, mereka telah menyelinap ke dalam bayang-bayang, melancarkan penembakan mendadak atau penculikan dan menunggu peluang untuk bangkit lagi.
Amerika Serikat yakin pemimpin kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi, berada di Irak. Dia berdiri di mimbar masjid agung Abad Pertengahan di Mosul pada 2014 mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah, berdaulat atas semua orang Islam.
Lebih jauh para petempur di Afghanistan, Nigeria dan negara-negara lain tak menunjukkan tanda menarik kembali kesetiaan kepada ISIS, dan dinas-dinas intelejen mengatakan para simpatisannya di Barat mungkin merancang serangan-serangan baru.
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'afari, mengatakan pada Jumat (21/3), ISIS belum habis di Suriah. Dia menegaskan pemerintah Damaskus yang didukung Rusia dan Iran lah sebagai pihak yang memeranginya, bukan Amerika Serikat.