REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan laporan tahunan kehidupan keagamaan di Indonesia untuk tahun 2018. Indeks kerukunan antarumat beragama di Indonesia diketahui sebesar 70.90 poin pada 2018. Hal itu menunjukan, kerukunan masih sangat terjaga di tengah masyarakat Tanah Air yang majemuk.
"Kerukunan umat beragama selama kurun waktu satu tahun 2018 itu menunjukan pada angka yang masih cukup tinggi kerukunannya," kata Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Balitbang Kemenag Muharram Marzuki kepada Republika.co.id, Selasa (26/3).
Angka indeks tersebut juga menunjukkan, adanya gangguan yang dirasakan umat agama-agama, baik secara internal maupun eksternal, tidak begitu signifikan. Pada level nasional, gangguan-gangguan tersebut dinilai tidak memengaruhi kerukunan di Indonesia.
Pada 2017, angka indeks tersebut mencapai 72,27 poin. Adapun pada 2018, angkanya sebesar 70,90 poin.
Muharram Marzuki mengakui, adanya penurunan dalam indeks tersebut dari tahun ke tahun, tetapi nilainya tidak terpengaruh. Angka untuk tahun 2018 dinilainya masih bagus.
Tidak Terimbas Insiden
Dia mencontohkan, adanya tragedi bom di Surabaya (Jawa Timur) pada Mei 2018 tidak memengaruhi kerukunan di tengah publik Tanah Air. Demikian pula dengan dinamika politik skala regional dan nasional.
"Ada bom di Surabaya kejadian tahun 2018 tapi tidak terpengaruh pada kerukunan mereka, kalau konflik menyangkut kestabilan keamanan dan politik itu kita tidak ada (konflik seperti itu) artinya itu masih dalam kategori rukun," ujar Muharram.
Dia menyampaikan, turunnya angka indeks kerukunan umat beragama bukanlah sesuatu yang mesti dicemaskan. Bagaimanapun, angka indeks tersebut perlu ditingkatkan untuk tahun-tahun mendatang. Sebab, hal itu mencerminkan terjaganya kerukunan, baik di internal agama maupun antarumat agama.
"Terkait ada hentakan (gesekan) antarumat beragama itu ibarat piring di dalam rak, enggak mungkin lah antarpiring tidak bersentuhan, selama piring itu tidak jatuh dan pecah, berarti aman," jelasnya, "Tapi dalam kondisi negara, negara kita tetap dalam kondisi sangat rukun."