Senin 01 Apr 2019 16:43 WIB

Kemenlu Sebut Habib Rizieq Masih WNI

Habib Rizieq masih menjadi subjek perlindungan hukum Kemenlu di luar negeri.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Direktur PWNI dan BHI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal dalam temu media di Jakarta, Senin (1/4).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Direktur PWNI dan BHI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal dalam temu media di Jakarta, Senin (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) masih dinyatakan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) sesuai dengan paspor Indonesia yang masih valid. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, HRS masih berkewarganegaraan Indonesia sesuai dengan validnya masa berlaku paspor yang masih bisa digunakan.

"By paspor, beliau (HRS) masih WNI. Kita lihat saja paspornya yang paling gampang, paspornya masih valid," ujar Iqbal di Jakarta, Senin (1/4).

Baca Juga

Menyoal apakah HRS melebihi masa tinggal yang diizinkan atau over stay di luar negeri, Iqbal menyatakan hal tersebut tidak lagi menjadi kewenangan Kemenlu. Meski, perlindungan WNI masih dijamin oleh pihak Kemenlu. "Ini kita bicara mengenai nasionalisme WNI, selama paspornya masih valid dia WNI. Kalau urusan dia over stay atau tidak itu urusan beliau dengan negara setempat yang ia tinggali," katanya.

Iqbal mengatakan, HRS masih menjadi subjek perlindungan WNI, sehingga saat HRS terkena masalah di luar negeri, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) setempat mendampinginya. "Saat beliau dipanggil polisi waktu itu, KJRI mengirimkan staf konsuler untuk memberikan pendampingan. Jadi, staf konsuler itu mendampingi beliau sebab ia masih jadi subjek perlindungan WNI," ujarnya.

HRS muncul di media sosial yang mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi datang ke Arab Saudi, dan mengajak staf KBRI dan KJRI untuk memilih salah satu pasangan calon presiden. Hal tersebut pun langsung dibantah oleh pihak Kementerian Luar Negeri RI.

"Sekali lagi saya tekankan, kunjungan Bu Menlu ke Jeddah itu dalam konteks perlindungan WNI yaitu peresmian gedung pelayanan satu atap pada 4 Maret 2019. Perlu dicatat juga bahwa Ibu Menlu tidak bertemu dengan KBRI, hanya bertemu dengan KJRI," kata Iqbal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement