Kamis 04 Apr 2019 10:02 WIB

Punya Bukti Chat dengan HRS, Yusril Bantah Dirinya Berbohong

Beredar viral chat WA antara Yusril dan Rizieq Shihab.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Kuasa hukum pasangan Capres Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Kuasa hukum pasangan Capres Jokowi-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar bukti percakapan Whatsapp (WA) antara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Dalam percakapan via layanan pesan singkat Whatsapp (WA) tu, Rizieq meragukan keislaman Prabowo Subianto.

Yusril mengatakan, adanya bukti percakapan tersebut sekaligus membantah tudingan bahwa dirinya berbohong pernah melakukan perbincangan dengan HRS. Kepada Republika, Kamis (4/4), Yusril mengirimkan tangkapan layar percakapan WA dengan HRS.

Baca Juga

photo
Tangkapan Layar Percakapan WA Antara Yusril dan HRS.

"Yusril dan Habib tidak pernah komunikasi membahas Prabowo seperti dikatakan Habib Rizieq juga BOHONG. Perhatikan dalam WA di atas Rizieq yang bilang. Pembicaraan telepon Yusril dan Rizieq tidak ada rekamannya, tetapi komunikasi via WA di atas telah cukup menunjukkan bahwa Habib Rizieq yang menuding Yusril berbohong, ternyata dirinya adalah si raja bohong yang sesunggguhnya,” kata Yusril, Kamis.

Dalam tangkapan layar percakapan Yusril dan HRS, tertulis mulanya Yusril menyampaikan niatnya untuk bersilaturahmi kepada HRS lantaran hendak melaksanakan umrah.  Dalam perbincangan selanjutnya, Yusril memaparkan posisi PBB dalam gelaran pilpres.

Dalam chat tersebut, Yusril menyatakan, dirinya tak yakin Prabowo dan Sandi berada dibarisan pembela Islam. Pemahaman Prabowo pun dinilai sangat minim.

Habib Rizieq pun membalas chat tersebut, di mana HRS mengatakan posisi dilematis. Sebab, menurut HRS umat ingin ganti presiden. Di lain sisi, Prabowo sebagai capres alternatif tak didampingi ulama. Dalam pesan itu, HRS menyebutkan dirinya meragukan keislaman Prabowo.

"Dukungan ijtima' untuk PS harus berdampingan cawapres ulama justru karena kita tahu PS lemah tentang Islam dan lingkarannya pun masih banyak yang “Islamphobia”. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai “Politik Integritas” beraroma SARA, dan ini sebab kandasnya cawapres ulama,” tulis HRS dalam chat tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement