REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain Mahmud Kashgharli dan Piri Reis, Turki juga memiliki Reis Ali Sidi. Dialah penulis buku penting tentang geografi kelautan dan navigasi, Kitab al-Muhit fil-'ilm al-Aflak va'l-Abhar. Buku ini berisi pengalaman pribadi penulis serta para pelaut Arab lainnya. Buku ini kemudian menjadi panduan yang berkaitan dengan Samudera Hindia dan pantai Afrika.
Karyanya yang lain, Mirat al-Mamalik, menggambarkan India, Afghanistan, Asia Tengah, dan Persia. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman perjalanan, petualangan, dan pengamatan pribadi.
Karya Reis Ali Sidi lainnya yang terkait geografi adalah Jihan-Numa. Buku yang dibuat dua versi ini berisi informasi yang sangat berharga mengenai geografi Anatolia, Suriah, Irak, Mesir, dan Turki Eropa. Versi pertama Jihan-Numa terdiri atas peta kecil yang diletakkan di pinggiran buku. Uniknya, di setiap peta itu terdapat sajak khas Turki. Sementara versi kedua Jihan-Numa dicetak pada 1732.
Satu lagi kartografer terkemuka Turki adalah Tarih-i Seyyah, lebih dikenal sebagai
Evliya Chelebi (1611-1678). Ia menulis perjalanannya selama 40 tahun dengan fakta-fakta geografis. Karyanya terdiri atas 10 bagian tentang Kekaisaran Ottoman dan negara-negara tetangganya. Catatannya dipenuhi dengan pengamatan budaya, cerita rakyat, deskripsi bangunan, kota, dan lanskap.
Daftar panjang kartografer tadi cukup membuktikan kontribusi Turki yang begitu besar terhadap perkembangan geografi Islam.