REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajaran Islam telah bersemi di daratan Cina pada era kepemimpinan Rasulullah SAW. Memang ada beberapa versi tentang sejarah kedatangan agama Islam ke negeri Tirai Bambu itu. Menurut versi yang paling populer, agama Allah SWT itu menyebar di Tiongkok pada zaman kekuasaan Dinasti Sui berkuasa (581-618 M).
Adalah Sa’ad Abi Waqqas sahabat Nabi SAW dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethiopia pada tahun 616 M. Saat itu, Sa’ad dan sahabat lainnya diperintahkan Rasulullah SAW untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Setelah sampai di Cina, Sa’ad kembali ke Arab dan 21 tahun kemudian kembali lagi ke Guangzhou membawa kitab suci Alquran.
Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Islam ke daratan Cina.
Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Canton—masjid pertama—yang berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya.
Ajaran Islam pun dengan mudah tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok. Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti agama yang murni. Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran Buddha Ma-hia-wu (Nabi Muhammad SAW).
Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah para saudagar dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti Song bertakhta, umat Muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Orang-orang Islam telah turut mewarnai peradaban Cina.