Ahad 14 Apr 2019 14:37 WIB

Ikappi: Importir Tertutup Soal Data Stok Bawang Putih

Harga bawang putih cenderung merangkak naik setiap hari.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Bawang putih impor yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (14/4).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Bawang putih impor yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri, mengatakan, importir cenderung tertutup membuka data stok yang dimiliki. Menurutnya, data stok tersebut perlu dipublikasikan guna mengetahui jumlah pasokan yang tersedia secara riil.

Dia menilai, harga bawang putih cenderung merangkak naik setiap harinya di rata-rata Rp 1.000-Rp 2.000 per kilogram (Kg). Menurut Abdullah, harga bawang putih yang terus merangkak naik setiap harinya tersebut disebabkan ketidakjelasan data stok yang ada.

Baca Juga

Hal tersebut, kata dia, menimbulkan spekulasi minimnya pasokan komoditas tersebut di pasaran. Dia mengaku, di sejumlah pasar yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, harga bawang putih menembus Rp 45 ribu per kilogram (Kg) di tingkat bandar.

“Kita bisa bayangkan berapa kira-kira asumsi harga di tingkat pengecer,” kata Abdullah saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (14/4).

Dia mengimbau pemerintah mendesak importir mengeluarkan stok yang tersedia dan mau terbuka mengenai data stok yang dimiliki. Abdullah mengaku sulit memantau ketersediaan pasokan yang ada sehingga pemerintah dinilai perlu melakukan tekanan kepada importir agar lebih terbuka.

Abdullah menjabarkan, tren kenaikan harga bawang putih yang cenderung melonjak setiap harinya telah terjadi sejak dua pekan silam. Menurutnya, tren harga terus meningkat dan membuat daya beli pedagang cenderung mengurangi pembelian guna menghindari kerugian.  

Pemerintah perlu lakukan tekanan kepada importir agar memberikan stoknya itu saat ini di pasar. Kenaikan harga yang cenderung naik itu sudah terjadi sejak dua pekan ini, kekhawatiran ini menurut saya kekhawatiran pedagang. Dia juga menilai, kebijakan impor yang diwacanakan pemerintah dengan porsi 100 ribu ton perlu dilihat dari jumlah pasokan yang ada di importir.

“Kalau impor dilakukan, takutnya ternyata stok masih banyak di importir, ini jadi rentan penimbunan,” kata dia.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menindaklanjuti informasi mengenai harga bawang putih yang dijual bandar sebesar Rp 45 ribu per Kg. Dia juga belum dapat memberikan data terbaru dari pasokan yang dikeluarkan ke pasar oleh importir.

“Saya akan tanyakan data itu ke mereka dulu (importir),” kata Tjahya saat dihubungi.

Sebelumnya, Kemendag mengeluarkan instruksi kepada para importir untuk mengeluarkan stok bawang putih sisa importasi tahun lalu ke pasar. Kemendag mengatakan jumlah stok yang tersedia dari importir sebanyak 115 ribu ton bawang putih dan siap dipasarkan guna menstabilisasi harga seiring belum dikeluarkannya izin impor bawang putih hingga saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement