Rabu 24 Apr 2019 08:56 WIB

Efek Pemilu, Kadin Jaga Momentum Ekonomi

Tantangan ekonomi ke depan adalah meningkatkan produktivitas.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam acara malam rembuk pengusaha nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (23/4). Dalam kesempatan tersebut, Kadin mengajak seluruh pihak untuk menjaga persatuan.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam acara malam rembuk pengusaha nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (23/4). Dalam kesempatan tersebut, Kadin mengajak seluruh pihak untuk menjaga persatuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai Pemilu 2019 pada 17 April kemarin, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersiap menjaga momentum ekonomi melalui penguatan rupiah hingga meningkatnya jumlah investasi yang masuk. Di sisi lain, dunia usaha juga terus berupaya menatap tantangan perkembangan teknologi 4.0.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, siapapun yang terpilih nanti sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia harus terus berkomitmen dan berupaya menjaga stabilitas politik, keuangan, kepastian hukum, serta pertumbuhan ekonomi. Hal itu seiring dengan perkembangan dunia digital yang cepat dan menuntut produktivitas yang tinggi.

Baca Juga

“Tantangan ke depan, produktivitas harus ditingkatkan. Karena sekarang zaman serba cepat yang menuntut produktivitas pekerja, jadi bukan zaman buruh murah lagi,” kata Rosan kepada wartawan usai acara Malam Rembuk Pengusaha Nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (23/4) malam.

Untuk itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sangat penting guna mengejar perkembangan ekonomi. Rosan mengatakan, isu mengenai masifnya tenaga kerja asing (TKA) yang ada di Indonesia tidak perlu dikhawatirkan. Saat ini, kata dia, jumlah TKA yang ada berjumlah 98 ribu atau 0,03 persen saja. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit ketimbang total tenaga kerja Indonesia.