REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kota Yerusalem, yang sekarang menjadi sengketa Palestina-Israel, menjadi salah satu wilayah yang sarat lembaga pendidikan terkenal.
Seorang sarjana abad pertengahan, Qadhi Mudjir ad-Din (wafat 1521 M), memberi penjelasan rinci. Menurutnya, salah satu pusat pendidikan di sana terletak di dalam area Masjid al-Aqsa. Berdekatan dengan tempat jamaah perempuan, tersebutlah Madrasah Farisiya. Madrasah ini didirikan oleh Emir Faris ad-Din al-Baky. Pada masa itu juga, ada Madrasah Nahriya dan Nasiriya.
Tempat pendidikan yang terakhir disebut didirikan seorang sarjana Yerusalem, Syekh Nasr. Setelah itu, dikenal pula Ghazaliya, yang dibentuk sarjana yang terkenal dengan al-Ghazali. Di luar lingkup Masjid al-Aqsa terdapat Madrasah Qataniya, Fakriya, al-Bala diya, dan Tankeziya. Yang terakhir, kata Mudjir, adalah sebuah madrasah besar, terletak di Jalan Khatt.
Hal ini juga perlu diperhatikan bahwa pendiri madrasah ini adalah Emir Tankiz Nasri, wakil pengu asa Suriah. Beliau bertanggung jawab membangun saluran air untuk pasokan air Yerusalem. Peran Muslimah Turki pun terlihat dalam pembangunan sejumlah madrasah di dalam dan sekitar Masjid al-Aqsa. Sebagai contoh, Madrasah Othmania dikepalai oleh seorang perempuan.
Dia dipercaya sang pemilik madrasah, yang merupakan salah satu keluarga terkaya di Yerusalem, Isfahan Shah Khatun. Di sisi lain, pada 1354 M, para pengajar Madrasah Kha tuniya dilantik oleh Oghl Khatun, putri Syams ad-Din bin Muhammad Sayf ad-Din dari Baghdad. Madrasah itu dibiayai oleh pengusaha lokal.