REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menekankan perlunya rekonsiliasi usai pemungutan suara pada 17 April lalu. Ini menyusul pernyataan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mengaku bersukur calon presiden (capres) nomor urut 02 menolak utusan Jokowi.
"Perlu rekonsiliasi setelah pemilu agar membangun keakraban sosial serta silaturahmi para masyarakat dan kita butuh itu," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Johnny G Plate di Jakarta, Kamis (25/4).
Plate mengimbau semua pihak agar jangan memperpanjang situasi masyarakat yang telah terbelah. Dia juga mengajak supaya semua elite politik tidak menambah suhu masyarakat agar semakin panas.
Menurut Plate, sebenarnya capres Prabowo memiliki gelagat positif berkaitan dengan rekonsiliasi. Dia mengatakan, hal itu terlihat dari beberapa pernyataan ketua umum Gerindra ini yang menegaskan tetap memiliki relasi baik dengan Jokowi meski bersaing dalam pemilihan presiden.
"Kami berharap ada pendapat itu, itikad pak Prabowo ada karena dia mengatakan bahwa masyarakat harus kita jaga stabilitas dalam negeri, tunggu hasil pemilihan umum resmi diumumkan. Pak Prabowo mengatakan hal sama," kata Jhonny lagi.
Hanya saja, menurutnya, yang membuat runyam justru orang-orang di sekitar Prabowo. Misalnya, terlihat dari pernyataan Ketua BPN Djoko Santoso yang menyatakan utusan Jokowi ditolak Prabowo.
"Pak Djoko Santoso kan sebagai tokoh utama ketua tim, ya saya tidak tahu kenapa itu berbeda apa maksud dan motifnya tidak tahu," kata Sekretaris Jendral Partai Nasdem ini.
Sebelumnya, Djoko Santoso menyebut Prabowo menolak utusan yang dikirim oleh Jokowi untuk menjaga situasi pascapemilu. Jokowi diketahui mengutus Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang juga dikenal sahabat Prabowo. Pertemuan tersebut hingga kini belum terlaksana.
"Ingat, tidak ada kompromi. itu Sejarah yang mengajari kita mengapa Indonesia merdeka, karena dalam perjuangannya non cooperation. Karena tidak ada tidak ada kompromi. Syukur Alhamdulillah Pak Prabowo menolak semua utusan-utusan," kata Djoko Santoso.